Kamis, 22 Jul 2010
ATAMBUA,Timex--Hironimus Koli Mau Asa, 33 anggota TNI AD, Minggu (18/7) lalu tewas di Markas Yonif 221 Motulianto, Provinsi Gorontalo. Jenazah Kopral Dua, Hironimus Asa saat ini telah dipulangkan ke rumah duka di Atambua, ibukota Kabupaten Belu. Tewasnya anggota TNI AD yang berasal dari Kabupaten Belu ini masih menyisakan teka-teki tersendiri bagi keluarga korban di Atambua. Rabu (21/7) kemarin, jenazah korban langsung divisum oleh dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Atambua atas desakan keluarga korban.
ATAMBUA,Timex--Hironimus Koli Mau Asa, 33 anggota TNI AD, Minggu (18/7) lalu tewas di Markas Yonif 221 Motulianto, Provinsi Gorontalo. Jenazah Kopral Dua, Hironimus Asa saat ini telah dipulangkan ke rumah duka di Atambua, ibukota Kabupaten Belu. Tewasnya anggota TNI AD yang berasal dari Kabupaten Belu ini masih menyisakan teka-teki tersendiri bagi keluarga korban di Atambua. Rabu (21/7) kemarin, jenazah korban langsung divisum oleh dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Atambua atas desakan keluarga korban.
"Ada keganjilan lain pada tubuh korban, di bagian paha korban ada bekas robekan dan jahitan sepanjang lima centimeter. Ini yang mendorong kami melakukan visum. Sementara informasi yang kami peroleh dari markas Yonif serta utusan yang menghantar jenazah mengatakan, korban meninggal karena memukul kaca rumah," ujar Irma Lindis Mau Asa, salah seorang keluarga korban, Rabu kemarin.
Informasi yang dihimpun Timor Express dari keluarga korban, menyebutkan sesuai keterangan dari Markas Yonif 221 menyebutkan korban tewas karena memukul kaca jendela menggunakan tangan kanan. Akibatnya, urat tangan kanan korban putus dan seketika itu juga korban langsung tewas. "Jenazah tiba Selasa malam. Dan Rabu pagi ini (kemarin, red) kami langsung antar jenazah ke RSUD Atambua untuk divisum. Untuk sementara hasil visum masih berada di tangan dokter," ujar Irma Lindis.
Komandan Kompi B Yonif 221 Motulianto, Gorontalo, Letu Hendra SN ketika dikonfirmasi di Atambua terkait informasi tewasnya anggota TNI AD ini, menuturkan, berdasarkan informasi korban tewas pada hari Minggu (18/7) sore lalu karena memukul kaca dengan menggunakan tangan kanan. Korban, jelas Danki Hendra sesuai dengan pengakuan beberapa saksi di Mayonif 222 Motulianto, Provinsi Gorontalo, melakukan aksi tersebut karena masalah keluarga.
"Korban memiliki masalah dalam kehidupan rumah tangga. Setahun yang lalu, istri korban diperkosa oleh dua anggota TNI AD di Gorontalo. Anggota TNI AD yang satunya bernama Herbit sudah ditahan dan saat ini dalam proses hukum. Sementara anggota TNI AD yang satunya melarikan diri dan masih jadi buronan hingga sekarang," jelas Danki Hendra.
Menurut Hendra, pada Minggu pagi sebelum kejadian, korban sempat menceritakan masalah keluarganya tersebut kepada tetangga rumah. "Menurut Ibu Loren salah seorang tetangga korban, saat itu korban sempat melampiaskan emosinya dengan melempar handphone ke tanah. Setelah itu korban melempar jendela dengan piring. Mungkin terbawa emosi korban pun memukul kaca dengan menggunakan tangan kanan," jelas Lettu Hendra.
Menurut Danki Hendra, sesuai pengakuan Ibu Loren, korban sebelumnya sempat ditelepon dan diteror oknum tidak dikenal. "Sebelum kejadian itu, menurut pengakuan Ibu Loren, korban sempat diteror bahwa kasus pemerkosaan terhadap istri korban telah diselesaikan dengan uang sogokan Rp 500 juta lebih, sehingga para pelaku tidak akan masuk penjara dan masalah tersebut sudah selesai," jelas Hendra.
Ia menambahkan kemungkinan korban emosi dengan penelpon tersebut, lantas memukul kaca."Kami keluarga belum menerima sepenuhnya kematian saudara kami ini. Karena memang banyak keganjilan pada tubuh korban. Oleh karena itu kami minta perhatian institusi TNI AD dan masalah ini akan tetap kami proses sesuai dengan hukum," tandas Irma Lindis yang adalah kakak korban.
Danki Hendra yang dikonfirmasi balik terkait masalah ini, mengatakan, tewasnya Hironinus Mau Asa, anggota TNI AD ini telah dilaporkan kepada Kepala Staf TNI Angkatan Darat di Jakarta. (onq)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar