Minggu, 25 Juli 2010 07:30 WIB Peristiwa Hukum/Kriminal Dibaca 908 kali
Jakarta (ANTARA News) - Juru bicara kepresidenan, Julian A Pasha menegaskan, pelaku "penoyoran" (pemukulan ke bagian kepala) terhadap anak berinisial C pada peringatan Hari Anak di Taman Mini Indonesia Indah bukan anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
Jakarta (ANTARA News) - Juru bicara kepresidenan, Julian A Pasha menegaskan, pelaku "penoyoran" (pemukulan ke bagian kepala) terhadap anak berinisial C pada peringatan Hari Anak di Taman Mini Indonesia Indah bukan anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
"Setelah melalui invesitgasi, dipastikan bahwa pelakunya bukan anggota Paspampres," kata Julian mengklarifikasi pernyataan Ketua Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak (PA), Seto Mulyadi dan pemberitaan media massa tentang "penoyoran" seseorang terhadap C pada peringatan Hari Anak beberapa waktu lalu.
Saat itu, Seto mengaku mendapat kabar bahwa C mengaku ditoyor pengawal presiden sesaat setelah menyalami Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut Julian, Paspampres langsung mengusut kasus itu setelah menjadi bahan pemberitaan dan hasilnya tidak ada satupun anggota Paspampres yang menoyor. Namun Julian tidak menjelaskan identitas orang yang "menoyor" C.
Julian menegaskan, Paspampres memiliki prosedur pengawasan internal yang ketat dan tertata rapi sehingga tidaklah sulit bagi korps tersebut untuk mengetahui yang dilakukan anggotanya dalam setiap acara yang melibatkan mereka.Julian berharap Seto Mulyadi meluruskan pernyataannya, sementara Seto mengaku sudah dihubungi Istana Kepresidenan.
"Berkat respon media pak Julian Pasha telepon saya, minta klarifikasi, yang mana anaknya tadi kok saya tidak lihat," kata Seto. Seto balik menyarankan Julian untuk menghubungi korban. "Saya jawab ya sudah, kalau bapak berkenan menelpon yang bersangkutan," katanya.
Psikolog Anak itu mengakun menerima aduan dari seorang anak peserta operet peringatan Hari Anak yang berinisial C (9) tentang insiden itu. "Ada seorang anak kecil namanya C, 9 tahun, peserta operet, sehabis salaman dengan Pak SBY tadi, kemudian tidak tahu bagaimana dia `ditoyor` pengawal presiden, sempet keluar, hampir jatuh dan pusing akibat `ditoyor` itu," katanya.Menurut Seto, seusai menerima pengaduan itu dia telah menyampaikan kepada korban untuk tetap menghubunginya jika ada masalah.
"Saya juga menghibur C, mungkin petugas tadi kesenggol atau tidak sengaja, mudah-mudahan dari penjelasan saya yang bersangkutan tidak terlalu kecewa," katanya. Ia berharap kejadian itu tidak membuat anak kelas 4 SD itu kecewa berkepanjangan. "Dan saya yakin Pak SBY akan sedih dengan berita itu," katanya. Seto tidak menjabarkan maksud kata "toyor", namun Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan "toyor" atau "menoyor" denganmemukul.
Julian menegaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Komandan Paspampres dan Sekretaris Militer tentang pernyataan dan pemberitaan yang mengaitkan Paspampres dengan insiden di Hari Anak tersebut. Bahkan, Komandan Paspampres Mayor Jenderal Waris, menyatakan kepada Julian bahwa nama baik korps Paspampres bisa tercemar jika terus dikaitkan dengan insiden itu, padahal investigasi menyebutkan Paspampres tidak melakukan itu.
"Mereka akan melakukan upaya lebih lanjut, termasuk upaya hukum, jika tetap dikaitkan," ancam Julian. Meski demikian, Julian menyatakan Istana dan Paspampres menginginkan penyelesaian damai. Itikad baik itu sudah ditunjukkan Paspampres dengan menemui keluarga C pada malam setelah kejadian, namun pertemuan itu bukan wujud permintaan maaf Paspampres karena mereka tidak terlibat, kata Julian. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar