Selasa, 27 Juli 2010
Kodam XII Tanjungpura di Pontianak, Kalimantan Barat, yang baru diresmikan pada 1 Juli 2010, bukan upaya untuk menandingi kekuatan negara tetangga Malaysia di kawasan perbatasan.
Pembentukan Kodam XII/Tanjungpura dan Kodam VI/Mulawarman (hasil likuidasi dari Kodam IV Tanjungpura) atas dasar kebutuhan negara, mengingat luasnya wilayah dan pertumbuhan penduduk. "Tidak ada kaitannya untuk menandingi kekuatan Malaysia," ujar Pangdam Tanjungpura Mayjen TNI Moeldoko.
Bersamaan dengan peresmian dua kodam itu, pria kelahiran Kediri, 8 Juli 1957, ini diberi amanat oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta untuk menjabat Pangdam XII/Tanjungpura. Tugas utamanya, mempertahankan dan menjaga kedaulatan NKRI di wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah dari serangan musuh.
Kodam XII Tanjungpura di Pontianak, Kalimantan Barat, yang baru diresmikan pada 1 Juli 2010, bukan upaya untuk menandingi kekuatan negara tetangga Malaysia di kawasan perbatasan.
Pembentukan Kodam XII/Tanjungpura dan Kodam VI/Mulawarman (hasil likuidasi dari Kodam IV Tanjungpura) atas dasar kebutuhan negara, mengingat luasnya wilayah dan pertumbuhan penduduk. "Tidak ada kaitannya untuk menandingi kekuatan Malaysia," ujar Pangdam Tanjungpura Mayjen TNI Moeldoko.
Bersamaan dengan peresmian dua kodam itu, pria kelahiran Kediri, 8 Juli 1957, ini diberi amanat oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta untuk menjabat Pangdam XII/Tanjungpura. Tugas utamanya, mempertahankan dan menjaga kedaulatan NKRI di wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah dari serangan musuh.
Ini bukan tugas ringan. Bagi mantan Panglima Divisi Infanteri I Kostrad ini, mendapat tugas dan tanggung jawab mempertahankan kedaulatan NKRI adalah tugas mulia dan amanat negara serta rakyat Indonesia.
Mengawali tugasnya sebagai pemegang tongkat komando pertahanan Kalbar dan Kalteng, lulusan terbaik Akmil 1981, suami Koesni Harningsih ini langsung mengevaluasi pengamanan di kawasan perbatasan Indonesia dan Malaysia di Kalbar.
Metode evaluasi yang diterapkan mantan Kasdam Jaya/Jayakarta tahun 2008 ini melalui pendekatan dan berdialog dengan tokoh-tokoh masyarakat setempat, serta tukar-menukar pendapat terkait pengamanan di sepanjang kawasan perbatasan. Saat ini, untuk perbatasan Indonesia-Malaysia timur di wilayah Kalbar sepanjang 857 kilometer, telah berdiri sekitar 31 pos pengamanan. (Feber Sianturi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar