Jum'at, 23 Juli 2010 - 06:16 wib
Muhammad Saifullah - Okezone
JAKARTA- Gencarnya wacana reformasi internal TNI untuk mewujudkan profesionalisme prajurit mendapat kritik, karena mengesampingkan doktrin tentara rakyat. Seharusnya program pembenahan internal TNI tak boleh mengesampingkan kedekatan prajurit dengan rakyat yang sudah terbangun sejak awal pembentukannya.
Muhammad Saifullah - Okezone
JAKARTA- Gencarnya wacana reformasi internal TNI untuk mewujudkan profesionalisme prajurit mendapat kritik, karena mengesampingkan doktrin tentara rakyat. Seharusnya program pembenahan internal TNI tak boleh mengesampingkan kedekatan prajurit dengan rakyat yang sudah terbangun sejak awal pembentukannya.
“Dalam reformasi ini, sebetulnya sebuah ada sesuatu yang hilang, yaitu doktrin tentara rakyat. Artinya kedekatan tentara dengan rakyat tak sebaik dulu,” ujar anggota Komisi I Lily Wahid kepada okezone di Jakarta, Jumat (23/7/2010).Adik kandung Gus Dur itu melihat aktivitas TNI belakangan hanya fokus pada program pembinaan teritorial serta peningkatan kapasitas personal prajurit. Padahal pernah ada program yang cukup populer yaitu TNI masuk desa.
“Itu yang saya lihat tak ada. Semangat tentara rakyat itu hilang dan terlalu ditekankan pada profesionalitas. Hanya pada momentum-momentum tertentu seperti tsunami Aceh dan Gempa Padang tentara turun,” ungkapnya.
Kendati demikian, Lily memberikan apresiasi terhadap TNI yang mampu bersuara di level internasional dengan pengiriman pasukan perdamaian ke berbagai negara. Langkah itu bisa menjadi kampanye efektif untuk menegaskan bahwa TNI telah berubah. “Itu sesuatu yang positif untuk dunia,” tandasnya.(ful)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar