Selasa, 20 Juli 2010 14:11 WIB ANANG ZAKARIA
TEMPO Interaktif, Magelang - Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Djoko Santoso mengatakan penyelesaian masalah lahan monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman di Pacitan Jawa Timur memang masih bermasalah. “Belum dicapai kesepakatan,” ujarnya di Akademi Militer Magelang, Selasa (20/7).
TEMPO Interaktif, Magelang - Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Djoko Santoso mengatakan penyelesaian masalah lahan monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman di Pacitan Jawa Timur memang masih bermasalah. “Belum dicapai kesepakatan,” ujarnya di Akademi Militer Magelang, Selasa (20/7).
Monumen itu, kata dia, dulu dibangun bersama oleh Departemen Pekerjaan Umum, Kementerian Budaya dan Pariwisata, Markas Besar Tentara Nasional Indonesia, dan pemerintah kabupaten. Soal negosiasi dan penyelesaian tanahnya diserahkan ke Pemerintah Kabupaten. Dalam pembahasan itu, kata dia, pemerintah kabupaten menjanjikan membeli lahan bakal monumen seharga Rp 4 miliar. Namun, “Antara pemilik dan pemerintah kabupaten belum menemui titik temu,” kata dia.
Dia berharap sengketa kepemilikan lahan monumen itu dapat diselesaikan secara baik-baik. Terlebih monumen itu dapat menjadi penyemangat kebangsaan dan perjuangan. Tak hanya itu, monumen itu dapat menjadi media pembelajaran tentang kebesaran perjuangan Jenderal Soedirman.Melalui sebuah situs internet, patung Jenderal Soedirman setinggi delapan meter dijual bersama sebuah rumah bekas markas gerilyanya. Monumen itu berada di Desa Pakisbaru, Kecamatan Nawangan, Pacitan.
Untuk mencegah agar monumen tak jatuh ke tangan pihak luar, menurut Djoko, hal itu bukan kewenangan tentara untuk melakukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar