Jakarta - Kepergian Dimas menyisakan kepedihan yang mendalam bagi pasangan Sersan Kepala TNI AU Priyo Kuntoro dan istrinya, Sersan Kepala TNI AD Indri. Di mata kedua orang tuanya, Dimas adalah anak yang baik.
Saat detikcom mendatangi keluarga ini, kesedihan masih tampak terlihat dari pasangan ini. Dengan raut wajah yang sedih, akhirnya sang ayah pun bisa menceritakan kronologi yang merenggut putra pertamanya."Waktu itu saya, istri, Dimas, Ade (adik Dimas), dan Puput (sepupu) sedang berada di Mal Cibubur Junction. Saya sedang mengambil uang di ATM BCA," ujar Priyo mengawali ceritanya kepada detikcom di rumah duka Perumahan Grand Mutiara Blok A21, Jati Sampurna, Bekasi, Senin (26/7/2010).
Saat sedang melakukan transaksi tersebut, Priyo didampingi istri yang sedang menggendong Ade (2 tahun). Sedangkan Puput (20) bersama Dimas di depan ATM Mandiri yang letaknya berkisar 2-3 meter dari Priyo.
Tiba-tiba terdengar suara mirip ledakan sangat keras yang ia tidak tahu arah sumber suara tersebut. Kerasnya suara hingga menggetarkan kaca di sekitar Priyo berdiri.
"Kemudian saya lihat ada mobil di dalam ATM. Saya juga lihat Dimas tergeletak di rolling door dekat ATM Mandiri. Waktu itu saya langsung menghampiri Dimas dan mengangkatnya," kisahnya.
Dimas saat itu dalam kondisi tidak sadarkan diri dengan wajah penuh luka gores. Sambil menggendong Dimas, Priyo kemudian mencari mobil terdekat untuk segera membawa putranya ke rumah sakit terdekat.
"Di pelipis kanan dan mata kanan ada luka memanjang atas bawah. Di pelipis kiri juga ada, dan lebarnya sejari telunjuk saya. Kemudian di pinggang kiri juga sobek, belakangan saya tahu di dada ada bekas biru, mungkin itu bagian yang tertabrak," kenang pria kelahiran tahun 1979 ini.
Saat itu rumah sakit yang dituju adalah RS Melia Cibubur yang lokasinya tidak terlalu jauh dari Mal Cibubur. Namun kondisi lalu lintas yang macet, membuat perjalanan ke RS tersebut menjadi terlambat.
"Seharusnya 15 menit sampai karena macet kami baru sampai sekitar pukul 20.00 an WIB. Saat itu Dimas masih bernafas dan mengeluarkan banyak darah. Kaos saya juga terkena darah," tutur Priyo didampingi istrinya.
Saat itu di dalam mobil hanya ada Priyo, istrinya, Dimas dan Ade yang digendong sang ibu. Saking paniknya, Priyo sampai lupa akan keberadaan Puput.
"Sampai RS, Dimas langsung ditangani dokter, itu sekitar pukul 20.15 WIB, tapi pukul 20.50 WIB dokter bilang Dimas sudah tidak ada," kenangnya sambil meneteskan air mata.
Tak lama berselang, datang sebuah mobil ambulans yang ternyata membawa Puput ke RS tersebut. Kondisi Puput sendiri saat itu juga tidak sadarkan diri.
"Waktu di CT Scan, ternyata puput mengalami pembekuan darah di dalam kepala hingga mengakibatkan bengkak. Puput kemudian dirujuk ke RS TNI Cilandak,"
"Kondisi Puput terakhir sudah mulai bisa makan, dan Dimas sudah dimakamkan di Taman Bahagia, Jati Asih," kenangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar