Kamis, 19 Agustus 2010

Bakorkamla Tak Efektif Jaga Laut

Jakarta, Bali Post - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Muladi mengatakan, Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) tidak efektif melakukan penjagaan keamanan terhadap pantai dan laut. "Perlu dibentuk coast guard, sebab Bakorkamla tidak kuat, kita membutuhkan pasukan penjaga pantai dan laut yang tegas, yang bisa memayungi tiga belas instansi. Sekarang kan jalan sendiri. Bakorkamla tidak efektif," kata Muladi di Jakarta, Rabu (18/8) kemarin.

Indonesia terlalu low profile terhadap Malaysia dan tidak mampu menunjukkan kekuatan. "Kita jangan terlalu low Profile, suatu saat kita harus menunjukkan kekuatan," kata Muladi.

Dengan toleransi yang terlalu tinggi dan low profile tersebut, Malaysia makin menunjukkan arogansinya. "Kita sudah sangat toleran luar biasa, kita lakukan protes keras agar tidak terjadi lagi. Malaysia jangan memunculkan arogansi seperti itu, " katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso meminta Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Djoko Santoso, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri untuk bertindak tegas terhadap Malaysia. "Saya meminta kepada Menhan, Panglima TNI, Kapolri dan Komandan Angkatan Laut kita yang bertugas di perbatasan Malaysia untuk tidak ragu-garu menangkap kapal-kapal Malaysia, tangkap polisi dirajanya yang arogan itu atau siapa pun yang masuk secara legal wilayah teritori laut kita," katanya.

Dia menyatakan Malaysia sangat arogan terhadap Indonesia dan sekali-kali harus "diberi pelajaran". Apalagi Polisi Laut Malaysia yang menangkap staf Departemen Kelautan dan Perkanan hanya anggota polisi setingkat kepolisan sektor (polsek). "Kepada Menlu, saya minta jangan dam saja, peringatkan otoritas Malaysia bahwa mereka telah melakukan provokasi yang membahayakan hubungan kedua negara,"kata Priyo.

Ia juga mengatakan pemerintah Indonesia kurang tanggap dan tidak tegas soal Malaysia. "Kali ini sudah keterlaluan. Aparat Diraja malaysia sudah terlalu serng meremehkan kita. Sebagai pimpinan dewan, saya gregetan terhadap sikap pemerintah kita yang kurang tanggap, tidak tegas, tidak ada reaksi balik yang membuat kita bangga sebagai bangsa yang besar," kata Priyo.

Ia menambahkan sikap santun yang serng dperliahatkan dalam berdiplomasi tdak harus tunduk pada negara lain. "Santun dalam berdiplomasi tidak harus berskap adem ayem seperti itu. Kewibawaan pemerintah kita telah pudar," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog