LUNTURNYA pemahaman generasi muda terhadap nilai kemerdekaan menjadi sebuah permasalahan yang harus diselesaikan bersama. Kondisi ini dari tahun ke tahun selalu menjadi sebuah fenomena. Bahkan, tidak dipungkiri, generasi sekarang banyak yang tidak hapal Pancasila dan cenderung melupakan jasa atau nama pahlawannya.
Bagi anggota Legiun Veteran Pusat Brigjen TNI (Purn) H. Abdul Kadir, masalah ini harus dicarikan solusinya, sehingga tidak mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ''Pemerintah secara sadar sudah memahami, jika pemahaman generasi muda terhadap makna kemerdekaan sudah semakin luntur. Begitu juga pemahaman pada nilai-nilai kemerdekaan,'' ungkapnya menjawab Suara NTB usai mengikuti detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke 65 di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB, Selasa (17/8) kemarin.
Untuk itu, lanjutnya, adanya fakta di lapangan, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) mulai menanamkan rasa kebangsaan sejak dini, khususnya lewat pendidikan karakter di sekolah. Pendidikan karakter ini, katanya, bertujuan menumbuhkan jiwa dan semangat perjuangan serta cinta tanah air.
Pihaknya tidak menampik, siswa atau generasi muda tidak mengenal nama pahlawan atau sejarah perjuangan bangsa dalam merebut dan memperjuangkan kemerdekaan. Di NTB, ungkapnya, guru-guru memiliki semangat tinggi menanamkan rasa kebangsaan pada siswanya. ''Namun, sesudah keluar dari sekolah, apa yang diajarkan tersebut sudah dilupakan oleh siswa,'' ungkap mantan Ketua DPRD NTB ini.
Untuk itu, harapnya, orang tua memiliki peranan besar dalam menanamkan rasa kebangsaan dan nasionalisme, khususnya nilai-nilai dan semangat 1945 pada generasi penerus. Dalam hal ini, lingkungan sangat mendukung pemahaman siswa terhadap nilai-nilai perjuangan dan sejarah perjuangan bangsa. (ham)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar