Jumat, 13 Agustus 2010 - 19:49 WIB
ADSHIT AL QUSAYR (Pos Kota) – Peristiwa kontak bersenjata antara Angkatan Bersenjata Lebanon (LAF) dengan Tentara Israel (IDF) pada 3 Agustus 2010 merupakan insiden paling serius yang terjadi di sepanjang perbatasan Israel – Lebanon sejak diberlakukannya Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 1701.
Demikian disampaikan Panglima UNIFIL Mayor Jenderal Alberto Asarta Cuevas (Spanyol) pada saat kunjungannya ke Markas Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda XXIII-D/UNIFIL (Indobatt) UN Position 7-1, Adshit Al Qusayr. Panglima UNIFIL juga menyampaikan atensi khusus kepada para perwira Indobatt XXIII-D/UNIFIL terhadap kinerja dan performa pasukan TNI yang bertugas di daerah operasi perdamaian Lebanon Selatan.
Terkait dengan insiden tanggal 3 Agustus 2010 yang telah melibatkan IDF dan LAF dalam kontak bersenjata serta Indobatt sebagai pihak penengah, Mayjen Asarta Cuevas menyatakan kekaguman dan kebanggaannya kepada Indobatt yang telah bertindak profesional, berani dan memegang teguh komitmen sebagai United Nations Peacekeeper dengan tanpa membedakan perlakuan langsung di lapangan terhadap pihak Israel maupun Lebanon. Lebih lanjut dikatakan, bahwa setiap kegiatan dan performa prajurit Garuda selalu mencitrakan profesionalisme, proporsionalisme serta impartiality terhadap pihak manapun yang berada di daerah operasi.
Sejak awal penugasannya sebagai Panglima UNIFIL, Mayjen Asarta telah bangga dengan pasukan Garuda. Kebanggaan tersebut menjadi bertambah setelah menyaksikan secara langsung tingkah laku dan tindakan pasukan Indobatt XXIII-D/UNIFIL dalam menghadapi dan menangani insiden bersenjata melalui presentasi dokumentasi video di sela-sela kunjungannya. Dokumentasi video tersebut secara nyata menunjukkan segala usaha dan tindakan pasukan Indobatt di lapangan dalam upaya mencegah terjadinya konflik yang lebih buruk antara IDF dan LAF.
Bahkan, sesaat setelah terjadinya letusan senjata pertama, prajurit Indobatt masih terus berupaya untuk melerai konflik di antara kedua belah pihak. Namun, karena faktor kepadatan tembakan dan gencarnya serangan yang dilakukan oleh kedua belah pihak serta aturan pelibatan (Rules Of Engagement) dan prosedur yang berlaku, maka berdasarkan perintah dari Komando Atas (Sektor Timur UNIFIL), pasukan Indobatt melakukan pemunduran taktis dari tempat kejadian.
Panglima UNIFIL menyampaikan, bahwa tindakan Indobatt dalam menangani insiden tersebut merupakan cara penindakan terbaik dan patut menjadi teladan bagi seluruh jajaran UNIFIL dalam menghadapi insiden serupa di masa mendatang. Selain itu, tindakan Indobatt juga memiliki nilai strategis bagi kedua belah pihak yang bertikai, yakni sebuah kenyataan yang harus dipahami oleh kedua belah pihak bahwa keberadaan UNIFIL di perbatasan Israel-Lebanon merupakan sebagai penengah dan bukan melindungi salah satu pihak untuk bersama-sama menyerang pihak yang lain.
Pemahaman tentang nilai strategis ini yang seringkali salah persepsi diterima oleh kedua belah pihak dan menimbulkan hubungan yang kurang harmonis dengan pihak UNIFIL selaku penengah pasca terjadinya sebuah konflik.
Di akhir kunjungannya, Panglima UNIFIL yang didampingi oleh Komandan Sektor Timur UNIFIL Brigjen Juan Gomez De Salazar Minguez (Spanyol) serta beberapa Perwira Staf Markas Besar UNIFIL, berkenan menyampaikan apresiasi dan penghargaannya kepada Indobatt dalam sebuah tulisan pada Buku Kenangan Tamu Indobatt serta sebuah Letter of Appreciation.
Sebelum meninggalkan Markas Indobatt, Mayjen Asarta Cuevas berpesan kepada Komandan Indobatt XXIII-D/UNIFIL Letkol Inf Andi Perdana Kahar, agar seluruh personel Indobatt bangga dengan langkah profesional yang telah diambil dalam menangani insiden pada 3 Agustus 2010 serta menjadikan momentum berharga tersebut sebagai landasan untuk melanjutkan tugas di masa mendatang. (puspen/syamsir)
ADSHIT AL QUSAYR (Pos Kota) – Peristiwa kontak bersenjata antara Angkatan Bersenjata Lebanon (LAF) dengan Tentara Israel (IDF) pada 3 Agustus 2010 merupakan insiden paling serius yang terjadi di sepanjang perbatasan Israel – Lebanon sejak diberlakukannya Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 1701.
Demikian disampaikan Panglima UNIFIL Mayor Jenderal Alberto Asarta Cuevas (Spanyol) pada saat kunjungannya ke Markas Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda XXIII-D/UNIFIL (Indobatt) UN Position 7-1, Adshit Al Qusayr. Panglima UNIFIL juga menyampaikan atensi khusus kepada para perwira Indobatt XXIII-D/UNIFIL terhadap kinerja dan performa pasukan TNI yang bertugas di daerah operasi perdamaian Lebanon Selatan.
Terkait dengan insiden tanggal 3 Agustus 2010 yang telah melibatkan IDF dan LAF dalam kontak bersenjata serta Indobatt sebagai pihak penengah, Mayjen Asarta Cuevas menyatakan kekaguman dan kebanggaannya kepada Indobatt yang telah bertindak profesional, berani dan memegang teguh komitmen sebagai United Nations Peacekeeper dengan tanpa membedakan perlakuan langsung di lapangan terhadap pihak Israel maupun Lebanon. Lebih lanjut dikatakan, bahwa setiap kegiatan dan performa prajurit Garuda selalu mencitrakan profesionalisme, proporsionalisme serta impartiality terhadap pihak manapun yang berada di daerah operasi.
Sejak awal penugasannya sebagai Panglima UNIFIL, Mayjen Asarta telah bangga dengan pasukan Garuda. Kebanggaan tersebut menjadi bertambah setelah menyaksikan secara langsung tingkah laku dan tindakan pasukan Indobatt XXIII-D/UNIFIL dalam menghadapi dan menangani insiden bersenjata melalui presentasi dokumentasi video di sela-sela kunjungannya. Dokumentasi video tersebut secara nyata menunjukkan segala usaha dan tindakan pasukan Indobatt di lapangan dalam upaya mencegah terjadinya konflik yang lebih buruk antara IDF dan LAF.
Bahkan, sesaat setelah terjadinya letusan senjata pertama, prajurit Indobatt masih terus berupaya untuk melerai konflik di antara kedua belah pihak. Namun, karena faktor kepadatan tembakan dan gencarnya serangan yang dilakukan oleh kedua belah pihak serta aturan pelibatan (Rules Of Engagement) dan prosedur yang berlaku, maka berdasarkan perintah dari Komando Atas (Sektor Timur UNIFIL), pasukan Indobatt melakukan pemunduran taktis dari tempat kejadian.
Panglima UNIFIL menyampaikan, bahwa tindakan Indobatt dalam menangani insiden tersebut merupakan cara penindakan terbaik dan patut menjadi teladan bagi seluruh jajaran UNIFIL dalam menghadapi insiden serupa di masa mendatang. Selain itu, tindakan Indobatt juga memiliki nilai strategis bagi kedua belah pihak yang bertikai, yakni sebuah kenyataan yang harus dipahami oleh kedua belah pihak bahwa keberadaan UNIFIL di perbatasan Israel-Lebanon merupakan sebagai penengah dan bukan melindungi salah satu pihak untuk bersama-sama menyerang pihak yang lain.
Pemahaman tentang nilai strategis ini yang seringkali salah persepsi diterima oleh kedua belah pihak dan menimbulkan hubungan yang kurang harmonis dengan pihak UNIFIL selaku penengah pasca terjadinya sebuah konflik.
Di akhir kunjungannya, Panglima UNIFIL yang didampingi oleh Komandan Sektor Timur UNIFIL Brigjen Juan Gomez De Salazar Minguez (Spanyol) serta beberapa Perwira Staf Markas Besar UNIFIL, berkenan menyampaikan apresiasi dan penghargaannya kepada Indobatt dalam sebuah tulisan pada Buku Kenangan Tamu Indobatt serta sebuah Letter of Appreciation.
Sebelum meninggalkan Markas Indobatt, Mayjen Asarta Cuevas berpesan kepada Komandan Indobatt XXIII-D/UNIFIL Letkol Inf Andi Perdana Kahar, agar seluruh personel Indobatt bangga dengan langkah profesional yang telah diambil dalam menangani insiden pada 3 Agustus 2010 serta menjadikan momentum berharga tersebut sebagai landasan untuk melanjutkan tugas di masa mendatang. (puspen/syamsir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar