Jumat, 13 Agustus 2010

Sjafrie: Tak Benar TNI Didikte AS

Jumat, 13 Agustus 2010

JAKARTA (Suara Karya): Wakil Menteri Pertahanan Letjen TNI Sjafrie Syamsoedin menyatakan, kerja sama militer Indonesia dengan militer Amerika Serikat menganut asas saling membutuhkan dan transparansi, sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

"Kerja sama kedua negara (Indonesia-AS) tidak menganut persyaratan. Tapi yang jelas, kerjasama itu transpranasi dan akuntabilitas," kata Sjafrie usai mendampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Tae-Young didampingi Dubes Korsel untuk Indonesia, Shin Kyoung Soo di kantor Kemenhan, Jakarta, kemarin.

Dalam pertemuan tersebut, juga hadir pejabat Divisi Kerja Sama Industri Pertahanan Internasional (DAPA) Lee Hyon Soo, dan sejumlah pejabat lainnya.

Sjafrie menepis anggapan miring bahwa militer dan pertahanan Indonesia telah didikte AS. Kerja sama yang sedang dibangun Indonesia-AS tanpa persyaratan khusus dan sama sekali tidak menyinggung kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang pernah terjadi di Indonesia. "Tidak benar. Semuanya transparan dan atas saling membutuhkan," kata Sjafrie.

Penindakan terhadap prajurit TNI yang melanggar hukum, tutur Sjafrie, berlaku universal tanpa memilah-milah satu bidang khusus HAM ataupun memberikan pembedaan terhadap warga negara. Misalnya, apabila seorang warga negara AS melakukan pelanggaran hukum di wilayah Indonesia, maka proses hukum yang berjalan adalaha hukum Indonesia. Proses hukukm yang sama juga dilakukan di AS, apabila ada warga negara Indonesia yang melakukan pelanggaran di wilayah hukum AS.

"Jika warga negaranya (AS) melanggar hukum maka dilakukan upaya proses hukum yang ada di wilayah kita. Upaya hukum juga berlaku universal tapi itu tidak boleh menjadi persyaratan," ujarnya.

Selain itu, ia menambahkan, bentuk kerjasama militer universal juga mencakup pertukaran informasi, latihan teknis, latihan taktis, latihan bersama pos komando dan latihan teknis bersama. "Yang kita kembangkan pertukaran perwira. Bukan saja perwira senior tapi juga junior bahkan kita turunkan ke tingkat bintara karena dia menjadi tulang punggung satuannya," kata Sjafrie.

Sementara itu, pertemuan Purnomo dengan Kim Tae-Young membahas peningkatan kerja sama pertahanan kedua negara, khususnya di bidang industri pertahanan.

Informasi yang diperoleh Suara Karya, bahwa pertemuan dua menhan membahas rencana produksi bersama pesawat tempur yang telah digagas oleh dua negara. Bahkan, Indonesia telah menanamkan sahamnya sebesar 20 persen untuk produksi bersama pesawat tempur tersebut. (Feber Sianturi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog