SIDOARJO SURYA - Suasana Terminal Purabaya atau Bungurasih, Jumat (30/7) sekitar pukul 20.45 WIB mencekam. Lima anggota TNI berpakaian loreng dari sebuah kesatuan di Malang dikeroyok puluhan lelaki tak dikenal usai makan soto ayam di pujasera terminal.
Dari lima anggota TNI yang dikeroyok, dua orang mengalami luka tusuk dan tiga lainnya wajahnya babak belur diduga dipukul dengan besi panjang berdiameter 12 mm. Luka tusuk paling parah dialami seorang anggota TNI yakni sebanyak tiga tusukan di pinggang kanan, kiri, dan punggung. Dan satu orang lagi mengalami luka tusuk di pinggang kanan.
Berdasarkan informasi yang digali di sekitar tempat kejadian perkara (TKP), masing-masing tusukan sedalam 5 cm - 10 cm. Sangkur yang dipakai pelaku untuk menusuk korban adalah milik korban yang berhasil direbut paksa para pelaku. Di TKP juga ditemukan besi sepanjang 50 cm dengan diameter 12 mm.
Pengeroyokan tersebut dilakukan secara terbuka dan disaksikan puluhan orang mulai pemilik warung, sopir taksi, dan orang yang akan menuju ke terminal antarkota. Namun, mereka tidak ada yang berani melerai karena banyaknya pelaku serta singkatnya aksi pengeroyokan tersebut, yakni hanya sekitar tiga menit.
Kapendam V/Brawijaya Letkol (Inf) Achmad Mulyono saat dikonfirmasi membenarkan adanya peristiwa pengeroyokan di Terminal Bungurasih, Jumat (30/7) malam. Meski demikian, ia mengaku belum mendapat informasi detail terkait peristiwa itu.
“Informasinya, ada korban dari anggota Kostrad tapi itu juga baru informasi awal. Kami juga belum tahu pasti berapa keseluruhan korban dan siapa pelakunya,” ujar Mulyono, Sabtu (31/7).
Mulyono mengaku masih menunggu perkembangan informasi dari Detasemen Polisi Militer (Denpom) V/Brawijaya yang menangani kasus itu. “Saat ini masih dalam penyelidikan, kita tunggu saja hasilnya,” pungkas Mulyono.
Data yang digali di lapangan menyebutkan, sekitar pukul 20.00 WIB lima anggota TNI berpakaian dinas turun dari bus jurusan Malang-Surabaya. Mereka kemudian berjalan bareng menuju pujasera di sebelah timur terminal kedatangan yang jaraknya sekitar 50 meter. Lantas mereka makan di depot soto ayam yang posisinya nomor dua dari arah barat.
”Mereka biasa saja. Habis makan ya merokok, minum es dan bergurau,” tutur seorang pedagang di pujasera tersebut, Sabtu (31/7).
Setelah makan, kelima anggota TNI itu bermaksud menuju area terminal keberangkatan bus antarkota. Namun, baru lima langkah meninggalkan depot, lima anggota TNI itu tiba-tiba diserang oleh beberapa orang tak dikenal. Dari berbagai arah, teman-teman pelaku ikut mengeroyok. Sedikitnya ada 30-an orang yang melakukan pengeroyokan tersebut.
”Sebelum mengeroyok, saya lihat tidak ada suara cek-cok. Biasanya kan ada cek-cok dulu baru berkelahi. Ini tidak. Jadi, langsung blak-bluk, blak-bluk gitu,” kata pedagang tadi.
Melihat suasana seperti itu, para pedagang, para sopir taksi, maupun calon penumpang bus lainnya hanya terperangah dan tidak bisa berbuat banyak. Mereka hanya menonton karena ketakutan.
”Setelah pelakunya kabur semua, orang-orang baru berani menolong para korban. Di lokasi juga ditemukan pipa besi ukuran sekitar 12 mm. Di dekatnya ada anggota yang ditusuk hingga tiga tusukan. Darahnya kalau ditampung ada tiga mangkok,” papar pedagang lainnya.
Pascakejadian, seorang pedagang kemudian memanggil sopir taksi untuk membawa korban ke RS Bhayangkara Polda Jatim. Siapa nama korban yang tertusuk? Si pedagang ini mengaku tidak tahu. Usai menolong, dia yang celananya penuh dengan darah bermaksud mencucinya di toilet. Namun, belum sempat mencuci celana, ternyata ada satu anggota lagi yang mengalami luka tusuk di pinggang kanan. ”Ya saya kemudian menolongnya bersama orang-orang lain,” tuturnya.
Informasi yang digali dari RS Bhayangkara menyebutkan, seorang korban yang mengenakan celana loreng dan hanya mengenakan kaus mengalami luka tusukan sedalam 2 cm di bagian pinggang kanan. Korban yang usianya diperkirakan 23 tahun dan mengenakan sepatu PDL, tiba di Unit Gawat Darurat (UGD) RS Bhayangkara di atas pukul 21.30 WIB dengan diantar sejumlah orang menggunakan mobil Carry. “Banyak yang mengantar,” kata seseorang yang bekerja di rumah sakit itu.
Setelah menjalani perawatan sekitar 2 jam UGD, korban kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Kodam V/Brawijaya. “Sudah dirujuk,” jelasnya.
Pihak rumah sakit juga enggan mengungkap jati diri korban dengan alasan tidak tahu.
“Maaf, saya nggak tahu,” ujar petugas medis di UGD RS Bhayangkara Polda Jatim. Sekitar pukul 02.16 WIB, seorang anggota TNI AD berpakaian dinas mendatangi RS Bhayangkara. Namun, tak diketahui pasti maksud kedatangannya.
Pakai Helm Teropong
Menurut sejumlah saksi mata lainnya, sebelum peristiwa berdarah itu, kondisi kekacauan sebenarnya sudah tercium. Puluhan orang mengenakan helm teropong terlihat hilir mudik di sekitar pujasera, terminal kedatangan, dan di lokasi bus jurusan antar kota. Namun, petugas terminal dan para pedagang membiarkan karena lalu lalangnya orang itu dinilai sudah biasa di terminal.
”Ada yang pura-pura baca koran di dekat depot, ada juga yang berdiri di dekat pintu masuk peron. Setelah kejadian barulah sadar ternyata mereka mempunyai niat mengeroyok,” tutur seorang pedagang.
Hal itu juga diakui salah satu petugas penjaga peron di pintu barat. Pelaku yang masuk ke area terminal pemberangkatan bus antarkota ada yang mengaku sebagai anggota aparat keamanan, ada juga yang memberi kode dengan melirikkan mata. Melihat hal yang demikian, petugas penjaga peron semula menduga orang itu anggota Reskrim yang sedang melakukan pengintaian. ”Eh ternyata terjadi penusukan,” ungkap salah satu penjaga peron.
Seorang pedagang lainnya mengungkapkan, sejak pukul 19.30 WIB ada sekitar 30-an pengendara sepeda motor kebanyakan protolan lalu lalang di area terminal seperti ada yang diwaspadai atau dicari. Bahkan puluhan orang itu sampai melawan arus.
Kepala UPTD Terminal Purabaya, May Ronal yang ditemui Surya, mengaku tidak tahu persis bagaimana kejadiannya. ”Saya waktu itu ada di pos siaran. Anggota hanya kebagian menolong saja,” ungkapnya.
Sedangkan Kapolres Sidoarjo AKBP M Iqbal yang dihubungi Surya mengatakan bahwa penanganan kasus tersebut kini dilakukan oleh Denpom. ”Silakan konfirmasi ke sana saja,” tukasnya.
Menurut sumber di lingkungan UPTD Terminal Purabaya, sesuai rekaman CCTV yang dipasang di berbagai tempat, puluhan pelaku terlihat hilir mudik di berbagai jalan di terminal. Ada yang mengenakan helm teropong, ada yang terlihat berambut cepak dan bertubuh gempal. CCTV itu kabarnya telah diambil oleh penyelidik gabungan untuk dilakukan pendalaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar