Jum'at, 14 Agustus 2010, 16:58 WIB
Irvan Beka, Suryanta Bakti Susila
VAnews - Panglima TNI Djoko Santoso mengatakan 144 prajurit yang menderita HIV/AIDS diberi pengobatan gratis. Selain itu, TNI pun akan menggencarkan sosialiasi bahayanya HIV/AIDS. Menurut Djoko, jumlah penderita HIV/AIDS di Papua di atas, termasuk empat meninggal, merupakan data kumulatif dari tahun 2000 sampai sekarang. TNI, kata dia, sedang mengupayakan penanganan.
"Sudah dilakukan langkah-langkah preventif dan kuratif maupun rehabilitas," ujar Djoko di Kementrian Pertahanan. Dia menuturkan, pada 2010, TNI sudah menyusun langkah-langkah strategis untuk penanggulangan secara komprehensif baik pencegahan maupun rehabilitas dan rencana menyusun rencana aksi.
"Diantaranya kegiatan preventif melalui penyuluhan edukasi dan komunikasi dan program leader telah mencetak 145 personel," katanya. Penyuluh tersebut tersebar seluruh satuan TNI. Langkah-langkah pengobatan melalui peningkatan kemampuan rumah sakit TNI bekerjasama dengan Kementerian kesehatan. "Ada 11 rumah sakit dengan biaya pengobatan gratis. RSPAD Gatot Soebroto (Jakarta), RSAL Ramelan, Surabaya. Khusus Jayapura rumah sakit tingkat III Mintaide Jayapura, lalu RS dr Sudibyo. Kita sudah mintakan pengobatan gratis," jelas Djoko.
TNI, kata dia, juga berkoordinasi dengan Komisi penanggulangan Penanganan HIV/AIDS dari Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Sebelumnya, Panglima Kodam XVII Cenderawasih, Mayor Jenderal Hotma Marbun menyatakan jumlah prajurit TNI yang terinfeksi itu merupakan jumlah tertinggi dibandingkan Kodam lain di wilayah Indonesia.
Para prajurit TNI terinfeksi HIV/AIDS akibat melakukan hubungan badan. "Anggota yang terkena virus mematikan itu adalah mereka yang nakal, melakukan hubungan seks secara sembarangan,''kata dia. (umi)
Irvan Beka, Suryanta Bakti Susila
VAnews - Panglima TNI Djoko Santoso mengatakan 144 prajurit yang menderita HIV/AIDS diberi pengobatan gratis. Selain itu, TNI pun akan menggencarkan sosialiasi bahayanya HIV/AIDS. Menurut Djoko, jumlah penderita HIV/AIDS di Papua di atas, termasuk empat meninggal, merupakan data kumulatif dari tahun 2000 sampai sekarang. TNI, kata dia, sedang mengupayakan penanganan.
"Sudah dilakukan langkah-langkah preventif dan kuratif maupun rehabilitas," ujar Djoko di Kementrian Pertahanan. Dia menuturkan, pada 2010, TNI sudah menyusun langkah-langkah strategis untuk penanggulangan secara komprehensif baik pencegahan maupun rehabilitas dan rencana menyusun rencana aksi.
"Diantaranya kegiatan preventif melalui penyuluhan edukasi dan komunikasi dan program leader telah mencetak 145 personel," katanya. Penyuluh tersebut tersebar seluruh satuan TNI. Langkah-langkah pengobatan melalui peningkatan kemampuan rumah sakit TNI bekerjasama dengan Kementerian kesehatan. "Ada 11 rumah sakit dengan biaya pengobatan gratis. RSPAD Gatot Soebroto (Jakarta), RSAL Ramelan, Surabaya. Khusus Jayapura rumah sakit tingkat III Mintaide Jayapura, lalu RS dr Sudibyo. Kita sudah mintakan pengobatan gratis," jelas Djoko.
TNI, kata dia, juga berkoordinasi dengan Komisi penanggulangan Penanganan HIV/AIDS dari Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Sebelumnya, Panglima Kodam XVII Cenderawasih, Mayor Jenderal Hotma Marbun menyatakan jumlah prajurit TNI yang terinfeksi itu merupakan jumlah tertinggi dibandingkan Kodam lain di wilayah Indonesia.
Para prajurit TNI terinfeksi HIV/AIDS akibat melakukan hubungan badan. "Anggota yang terkena virus mematikan itu adalah mereka yang nakal, melakukan hubungan seks secara sembarangan,''kata dia. (umi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar