Senin, 15 Februari 2010

Citra SBY Bisa Buruk soal Eksekusi Rumah Dinas TNI

Minggu, 14 Februari 2010 16:06 WITA
JAKARTA, TRIBUN-TIMUR.COM - Penggusuran rumah dinas TNI yang dihuni keluarga veteran kian marak. Setelah di Komplek Kostrad dan Perumahan Eks Yon Angkub (Angkutan Kuda Beban), kini giliran rumah mantan Menteri Koperasi Letnan Jenderal Purnawirawan TNI Bustanil Arifin pun dieksuki untuk segera dikosongkan.

Maraknya pengusuran rumah dinas TNI ini membuat khawatir Fraksi Demokrat. Anggota Fraksi Demokrat Hayono Isman menyampaikan kekhawatiran itu sangat mendatangi rumah Bustanil di Perumahan TNI, Berlan, Matraman, Jakarta Timur. Hayono khawatir, pengosongan rumah dinas ini memperburuk citra Ketua Dewan Pembinan Demokrat yang juga Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Jangan sampai pengosongan rumah dinas ini malah memperburuk citra SBY," kata Hayono Isman, Minggu (14/2/2010).

Menurut Hayono, kedatangannya ke rumah Bustanil, Jalan Ksatrian Raya RT 02/RW 03 ini berdasarkan utusan resmi dari Komisi I DPR, yang juga rekan kerja Menteri Pertahanan dan Panglima TNI menutut haryono, bukan persoalan mudah soal penggusuran rumah para veteran yang telha berjasa pada bangsa dan negara ini dan sekarang keberadaan rumah tersebut yang lebih banyak didiami anak dan cucunya telah ternacam digusur. Apalagi ditengah pansanya suhu politik dibawah kepemimpinan SBY .
"Situasi politik sedang panas, jadi SBY itu sekarang sedang mengalami ujian yang cukup berat dalam persoalan lain," ujar mantan Menteri Pemuda dan Olahraga ini di era Soeharto ini. Julian A. Pasha selaku juru bicara kepresidenan melihat statment dari Anggota DPRI RI Komisi I dari Partai Demokrat yang menganggap makin buruknya citra SBY dengan banyaknya penggusuran rumah para veteran tersebut perlu untuk ditindaklanjuti. "Soal statment Pak Hayono perlu diklarifikasi lagi konteksnya seperti apa? Soal tentang komentar beliau," ujar julian saat dihubungi, melalui ponsel, Minggu (14/2)Julian menambahkan bahwa Presiden belum memberikan petunjuk atau statment yang perlu disampaikan soal tersebut.

"Saya sampai sekarang saya belum bisa memberikan komentar dan belum ada petunjuk dari bapak Presiden atau belum ada statment yang perlu disampaikan, " tukasnya. Seperti diketahui di depan rumah Bustanil Arifin yang luasnya mencapai 200 meter persegi terdapat beberapa spanduk dna poster yang isinya yang menentang adanya eksekusi. Spanduk itu antara lain, "Rumah Kami Bukan Rumah Dinas", "Pemberitahuan: bahwa tanah dan rumah ini masih dalam perkara nomor 48/pdtg/2010/ pt pada pengadilan negeri Jakarta Pusat. Perkara itu antara Bustanil Arifin melawan Menteri Pertahanan selaku tergugat I, Pangdam Jaya selaku tergugat II, dan Kasdam selaku tergugat III". Mantan Kepala Bulog ini sendiri saat ini tidak tinggal di rumah yang akan dieksekusi, melainkan di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dan rumah mewah tersebut tengah didiami diami keluarga Bustanil Arifin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog