Selasa, 02 Februari 2010 09:46 WIB
AMBON--MI: KSAD Jenderal George Toisutta, Selasa (2/2) melantik Mayjen Hatta Syafruddin menjadi Pangdam XVI/ Pattimura menggantikan Mayjen M Noer Muis. Syafruddin sebelumnya memangku jabatan Panglima Divisi Infantri (Pangdivif) I Kostrad. Sedangkan M Muis akan menempati pos baru sebagai Pangdam I/Bukit Barisan menggantikan Mayjen Burhanuddin Amin. "Mayjen Syafruddin tercatat sebagai Pangdam XVI/ Pattimura ke-10 sejak Kodam ini diresmikan pada 15 Mei 1999," ujar Kapendam Pattomura Letkol Gigi Giovani. Dalam sambutannya, KSAD mengingatkan prajurit di Maluku dan Maluku Utara bahwa dalam mengemban tugas mereka dihadapkan dengan karakteristik daerah karena memiliki ribuan pulau, sebagian besar dari wilayahnya adalah laut, berbagai macam suku, budaya dan adat istiadat.
AMBON--MI: KSAD Jenderal George Toisutta, Selasa (2/2) melantik Mayjen Hatta Syafruddin menjadi Pangdam XVI/ Pattimura menggantikan Mayjen M Noer Muis. Syafruddin sebelumnya memangku jabatan Panglima Divisi Infantri (Pangdivif) I Kostrad. Sedangkan M Muis akan menempati pos baru sebagai Pangdam I/Bukit Barisan menggantikan Mayjen Burhanuddin Amin. "Mayjen Syafruddin tercatat sebagai Pangdam XVI/ Pattimura ke-10 sejak Kodam ini diresmikan pada 15 Mei 1999," ujar Kapendam Pattomura Letkol Gigi Giovani. Dalam sambutannya, KSAD mengingatkan prajurit di Maluku dan Maluku Utara bahwa dalam mengemban tugas mereka dihadapkan dengan karakteristik daerah karena memiliki ribuan pulau, sebagian besar dari wilayahnya adalah laut, berbagai macam suku, budaya dan adat istiadat.
"Kondisi ini merupakan bagian dari khasanah budaya bangsa, tetapi sebaliknya bila tidak dikelola dengan baik dan tepat akan menjadi sumber permasalahan sosial yang berkembang menjadi konflik horizontal sehingga menjadi tantangan bagi Kodam XVI/ Pattimura dalam melaksanakan tugas pembinaan," ujarnya.
KSAD juga mengingatkan personil TNI AD dan masyarakat di Maluku dan Maluku Utara agar berkaca dari pengalaman masa lalu terkait konflik sosial sehingga harus bekerja sama, bahu- membahu dalam mewaspadai, mengantisipasi dan mencegah berbagai kemungkinan yang bisa bisa terjadi. "Bangun terus kebersamaan antarberbagai komponen bangsa sebagai modal kuat dalam melakanakan pembangunan dan memperkokoh persatuan maupun kesatuan," katanya.
KSAD juga meminta masyarakat tidak lagi mengeksploitasikan perbedaan diantara sesama anak bangsa, tetapi justru haru menemukan persamaannya untuk kemudiaan dibentuk menjadi kekuatan sinergis guna menghadapi berbagai ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang mengganggu terwujudnya cita-cita rakyat Maluku. "Ingatlah bahwa perbedaan adalah anugerah karena Tuhan Yang Maha Kuasa. Jadi jangan ada yang merusak dan melakukan tindakan kekerasan karena adanya perbedaan karena itu pada dasarnya merusak ciptaan Tuhan," katanya. (Ant/OL-06)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar