Badung, NusaBali
Monumen Perjuangan Kuta yang berada di Jalan Raya Pantai Kuta akhirnya dipindahkan ke Lapangan Samudra, Kuta. Alasannya, keberadaan patung ini dinilai tidak tepat. Selain itu patung yang dibuat untuk mengenang perjuangan kemerdekaan di Kuta ini tidak pernah terawat.
Beberapa kali patung yang berdiri tepat di sebelah Utara rumah makan cepat saji ini mendapat sorotan. Pasalnya selain menjadi seperti tempat penampungan sampah, monumen berbentuk pejuang ini juga tidak pernah mendapat penghormatan seperti dirias pada saat 17 Agustus ataupun pada hari pahlawan. Padahal pada peringatan hari penting ini, semua patung pahlawan biasa dibersihkan atau dirias.
Hal ini dibenarkan oleh Lurah Kuta Gede Supartha. Menurutnya monumen perjuangan yang dibangun sejak puluhan tahun ini yang berada di depan pantai Kuta memang dipindah ke Lapangan Samudra, Kuta. Hal ini dilakukan agar monumen dimaksud mendapat perawatan yang akan ditanggung desa adat serta LPM Kuta. ”Keberadaan monumen ini tampaknya kurang tepat, makanya kami pindah ke Lapangan Samudra agar lebih mudah dirawat dan bisa dilihat banyak orang,” ujar Supartha, Selasa (16/2).
Ditambahkannya, monumen ini sendiri sampai saat ini belum didaftarkan kepada dinas sosial, sehingga memang kurang mendapat perhatian. Namun dengan kepindahannya ke lokasi baru, nantinya desa adat dan LPM mengatakan siap melakukan perawatan. ”Patung ini kami letakkan di sisi Lapangan samudra, sedang lokasi yang lama belum kami gunakan karena masih akan dibahas dengan pemilik tanah dan desa adat,” paparnya.
Sementara itu, pemilik lahan, Made Mastra mengatakan kepindahan monumen ini sesuai kesepakatan dengan keluarga besar veteran dan Pemuda Panca Marga. Isebutkannya, selama ini monumen ini tidak terawat dan tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya. ”Sekarang monumen ini kami serahkan ke desa adat dan LPM Kuta agar bisa dirawat dan digunakan sebagaimana mestinya,”papar penggagas pembuatan monumen ini.
Ditambahkannya, banyak orang tidak mengerti semangat dari pembuatan patung yang berdiri antara 1995-1996. Patung itu bukan menggambarkan sosok seorang pahlawan secara nyata, tetapi hanya simbol bahwa di Kuta juga merupakan basis perjuangan saat zaman perang dulu. ”Kuta ini juga merupakan basis perjuangan,” tegas Mastra.
Ditanya pemilihan Lapangan Samudra sebagai lokasi baru untuk monumen ini, Mastra mengatakan dipindahkannya monumen ini ke Lapangan Samudra agar bisa lebih dimanfaatkan khususnya saat upacara-upacara hari besar kenegaraan bisa dilakukan tabur bunga, sebagai bagian dari simbol penghormatan terhadap jasa pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan. ”Untuk lokasi lama akan digunakan sebagai publik space,” ujar Mastra.
Monumen Perjuangan Kuta yang berada di Jalan Raya Pantai Kuta akhirnya dipindahkan ke Lapangan Samudra, Kuta. Alasannya, keberadaan patung ini dinilai tidak tepat. Selain itu patung yang dibuat untuk mengenang perjuangan kemerdekaan di Kuta ini tidak pernah terawat.
Beberapa kali patung yang berdiri tepat di sebelah Utara rumah makan cepat saji ini mendapat sorotan. Pasalnya selain menjadi seperti tempat penampungan sampah, monumen berbentuk pejuang ini juga tidak pernah mendapat penghormatan seperti dirias pada saat 17 Agustus ataupun pada hari pahlawan. Padahal pada peringatan hari penting ini, semua patung pahlawan biasa dibersihkan atau dirias.
Hal ini dibenarkan oleh Lurah Kuta Gede Supartha. Menurutnya monumen perjuangan yang dibangun sejak puluhan tahun ini yang berada di depan pantai Kuta memang dipindah ke Lapangan Samudra, Kuta. Hal ini dilakukan agar monumen dimaksud mendapat perawatan yang akan ditanggung desa adat serta LPM Kuta. ”Keberadaan monumen ini tampaknya kurang tepat, makanya kami pindah ke Lapangan Samudra agar lebih mudah dirawat dan bisa dilihat banyak orang,” ujar Supartha, Selasa (16/2).
Ditambahkannya, monumen ini sendiri sampai saat ini belum didaftarkan kepada dinas sosial, sehingga memang kurang mendapat perhatian. Namun dengan kepindahannya ke lokasi baru, nantinya desa adat dan LPM mengatakan siap melakukan perawatan. ”Patung ini kami letakkan di sisi Lapangan samudra, sedang lokasi yang lama belum kami gunakan karena masih akan dibahas dengan pemilik tanah dan desa adat,” paparnya.
Sementara itu, pemilik lahan, Made Mastra mengatakan kepindahan monumen ini sesuai kesepakatan dengan keluarga besar veteran dan Pemuda Panca Marga. Isebutkannya, selama ini monumen ini tidak terawat dan tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya. ”Sekarang monumen ini kami serahkan ke desa adat dan LPM Kuta agar bisa dirawat dan digunakan sebagaimana mestinya,”papar penggagas pembuatan monumen ini.
Ditambahkannya, banyak orang tidak mengerti semangat dari pembuatan patung yang berdiri antara 1995-1996. Patung itu bukan menggambarkan sosok seorang pahlawan secara nyata, tetapi hanya simbol bahwa di Kuta juga merupakan basis perjuangan saat zaman perang dulu. ”Kuta ini juga merupakan basis perjuangan,” tegas Mastra.
Ditanya pemilihan Lapangan Samudra sebagai lokasi baru untuk monumen ini, Mastra mengatakan dipindahkannya monumen ini ke Lapangan Samudra agar bisa lebih dimanfaatkan khususnya saat upacara-upacara hari besar kenegaraan bisa dilakukan tabur bunga, sebagai bagian dari simbol penghormatan terhadap jasa pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan. ”Untuk lokasi lama akan digunakan sebagai publik space,” ujar Mastra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar