Selasa, 09 Februari 2010

PT PAL SIAP SEDIAKAN ALUTSISTA TNI AL


Jakarta, 8/2/2010 (Kominfo-Newsroom) – DIrektur Utama PT PAL Harsusanto menyatakan siap bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI dalam menyediakan minimum essential force (MEF) atau Membangun Kekuatan Pokok Minimum Alutsista TNI AL 2010-2019.

“Saat ini sudah ada kerja sama dengan Kemhan RI dalam pembelian kapal untuk dipergunakan TNI AL, yaitu dua kapal selam, dua kapal perusak, dua kapal hydro, dua kapal bridge simulator dan peralatan alusista lain dengan nilai Rp 78 triliun untuk jangka waktu 10 tahun,” kata Harsusanto dalam raker dengan Komisi VI di Gedung DPR, Jakarta, Senin (8/2). Dikemukakan, pihaknya siap membangun pangkalan tempur Kapal Perang RI (KRI) dan Pesud TNI AL dengan dana Rp 5 triliun. Ia menjelaskan, PT PAL Indonesia hingga saat ini telah memproduksi 300 kapal komersial dan 50 kapal perang dengan berbagai ukuran dimulai dari 1.000 dead weight ton (DWT) hingga 50.000 DWT. Perusahaannya juga telah mampu mengekspor produksinya ke beberapa negara di Asia dan Eropa.

Bahkan tahun 2010 ini PT PAL memperoleh 16 kontrak pembuatan kapal,” katanya. Dijelaskan bahwa sebagian besar kapal yang dipesan merupakan kapal angkutan barang komoditas, yaitu kapal curah dan kapal kargo. Ia optimistis perusahaannya akan meraup keuntungan tahun 2010 ini setelah tahun 2009 lalu PT PAL merugi Rp 23 milliar.“Tahun 2010 ini PT PAL menargetkan menghimpun pendapatan hingga Rp 1,6 triliun dengan perolehan laba bersih Rp 15 miliar,” katanya. Harsusanto juga optimistis pendapatan itu bisa diraih apabila pihaknya memperoleh tender proyek pembuatan kapal pengangkut elpiji dari PT Pertamina.

Menurut dia, kapal pengangkut elpiji yang bobotnya sampai 22.000 DWT dan 35.000 DWT, termasuk kapal dengan teknologi tinggi. Kapal jenit itu, menurutnya, sudah bisa dibuat di dalam negeri. Kapal jenis ini memang belum pernah dibuat di dalam negeri, namun sebenarnya Indonesia sanggup membuatnya,” kata Harsusanto. Ia menjelaskan juga bahwa PT PAL baru mendapatkan sebagian kucuran dana pada Desember 2009. Ada dua skema pinjaman yang disodorkan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dalam pengembalian pinjaman sebesar Rp 427 milliar itu, yaitu melalui restrukturisasi korporasi dan berdasarkan proyek. “Kami telah menawarkan pembuatan kapal pengangkutan elpiji kepada Pertamina. Hingga saat ini belum ada jawaban, sehingga saya belum bersedia mengomentari lebih jauh,” katanya. (mf/ysoel)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog