Minggu, 07 Februari 2010 20:57 WIB
TEMPO Interaktif, Bandung - Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Soedarsono memprediksikan pendapatan perusahaan tahun ini bisa melonjak sekitar 30 persen terutama berasal dari program revitalisasi alat utama sistem persenjataan yang dicanangkan pemerintah.
Kendati demikian, Adik yang ditemui di kampus Institut Teknologi Bandung, Bandung, Jawa Barat, Ahad (7/2), memproyeksikan kenaikan pendapatan produsen peralatan militer pelat merah itu, tahun ini hanya 10 persen dibandingkan pendapatan tahun lalu sebesar Rp 1 triliun. Proyeksi angka kenaikan yang pesimistis tersebut disebabkan sejumlah alasan. Selain khawatir tidak tercapai jika dipatok terlalu tinggi, penyebab lainnya adalah persoalan pajak. “Begitu lapor mau jual segitu, terus (pajak) dibagi 12. Langsung disetor sejak Januari. Padahal belum jual apa-apa,” ucapnya.
Mayoritas pendapatan PT Pindad berasal dari belanja alutsista Departemen Pertahanan untuk keperluan TNI. Tahun lalu, belanja TNI mencapai Rp 700 miliar. Di antaranya berasal dari penjualan panser Rp 400 miliar, amunisi Rp 200 miliar, dan senjata sekitar Rp 50 miliar. Untuk tahun ini, Adik menjelaskan, belum ada kepastian soal belanja kebutuhan TNI pada Pindad. Rapat soal ini, ia melanjutkan, baru digelar pada pekan depan. “Kita harapkan (belanja TNI) mungkin Rp 800 miliar,” katanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar