Jumat, 2 Juli 2010 12:06 WIB
KASAD, Jenderal TNI George Toisutta. (ANTARA)
Pontianak (ANTARA News) - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta, Jumat, menyatakan, Pemerintah Malaysia bisa diprotes Indonesia jika benar ada dugaan pencurian kawasan tambang batubara di Kabupaten Sintang sejak 1999 - 2008.
KASAD, Jenderal TNI George Toisutta. (ANTARA)
Pontianak (ANTARA News) - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta, Jumat, menyatakan, Pemerintah Malaysia bisa diprotes Indonesia jika benar ada dugaan pencurian kawasan tambang batubara di Kabupaten Sintang sejak 1999 - 2008.
"Kalau memang ada pencurian tambang oleh Malaysia laporkan kepada kami, tetapi jangan hanya katanya," kata George Toisutta seusai peresmian Markas Komando Daerah Militer XII Tanjungpura di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Ia menambahkan, kalau memang ada pelanggaran batas negara TNI AD akan melakukan tindakan tegas."Kalau batas negara dilanggar, tembak saja, tetapi itu tidak mungkin, karena ada koordinasi antardua negara melalui Kementerian Luar Negeri. TNI AD akan lakukan protes dan kalau benar-benar terjadi dan alat beratnya akan diambil," kata George. Sebelumnya, Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis, menyurati Menteri Dalam Negeri terkait dugaan eksploitasi batubara di perbatasan Sarawak yang masuk wilayah Kabupaten Sintang.
Kepala Badan Pengelola Kawasan Perbatasan dan Kerja sama Kalbar Robert Nursanto menyatakan, surat juga dikirim kepada Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan. Surat tersebut isinya meminta pemerintah pusat serius menyikapi adanya laporan masyarakat mengenai dugaan tambang batubara Malaysia yang sudah masuk wilayah Indonesia.
Surat itu juga meminta adanya investigasi terhadap laporan masyarakat di Desa Jasa, Kecamatan Ketungau Hulu, Sintang. Surat Gubernur bernomor 641/1013/BPKPK-KS tanggal 11 Maret 2010 dengan dasar hasil kunjungan tim dari BPKPK Kalbar ke Desa Jasa pada 19-21 Februari 2010. Dugaan eksploitasi batubara itu terjadi di Bukit Selantik Kawasan Kelingkang, Desa Jasa. Sejak tahun 1999 - 2008, telah beberapa kali disurvey sebagai lahan potensi batubara oleh berbagai pihak.
Kemudian kecurigaan muncul karena penjagaan Malaysia terhadap wilayah Kranggas Gayau Sarawak yang tepat berseberangan dengan Bukit Selantik sangat ketat. Padahal kalau dilihat hanya ada perkebunan kelapa sawit di areal tersebut. Tahun 1991, seorang penduduk Desa Jasa yang sepupunya menjadi warga Malaysia, pernah masuk ke areal Malaysia yang diduga menjadi tambang batubara.Pria itu telah melihat ada sebuah terowongan menuju arah batas Indonesia - Malaysia.
Keterangan dari perangkat Desa Jasa bahwa di tahun 2009 ada seorang warga Indonesia yang bekerja di perkebunan sawit di wilayah Malaysia pernah melihat kendaraan pengangkut batubara bergerak dari terowongan melintas di kebun.(A057/N005)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar