Minggu, 18 Juli 2010

Sterilisasi Busway Libatkan TNI


Sabtu, 17 Juli 2010 - 06:14 wib

JAKARTA- Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta membentuk satuan tugas (satgas) khusus untuk mensterilisasi jalur busway. Satgas tersebut terdiri atas anggota TNI, polisi, dan Dishub.
Pembentukan satgas ini juga sebagai salah satu upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Kepala Dishub DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan, keterlibatan TNI untuk mensterilisasi jalur busway karena banyak mobil dinas TNI yang seenaknya memanfaatkan jalur tersebut untuk keluar dari kemacetan.Padahal, menurut peraturan, jalur tersebut adalah jalur khusus dan hanya bisa dilalui kendaraan yang telah ditetapkan dalam peraturan. Rencananya satgas mulai aktif bekerja dalam satu sampai dua pekan ke depan. ”Jadi, semua unsur terlibat untuk operasi ini sehingga diharapkan sudah tidak ada lagi kendaraan yang slonong boymasuk ke jalur busway,” kata Udar Pristono kemarin.Udar menjelaskan, polisi dilibatkan karena hanya instansi ini yang memiliki kewenangan memberikan sanksi bagi pengendara yang melanggar. Adapun keterlibatan Garnisun TNI sebagai langkah antisipasi jika ada aparat TNI yang nekat memasuki jalur busway.

Menurut dia, tidak sterilnya jalur bus Transjakarta berdampak pada penurunan tingkat pelayanan. Karena itu, banyak pengguna yang kembali beralih menggunakan kendaraan pribadi. Sebab, waktu tempuh bus Transjakarta sama dengan menggunakan kendaraan pribadi. ”Kami selalu kampanyekan kalau bus Transjakarta bebas macet,tapi kalau jalur sudah dimasuki kendaraan pribadi atau umum, maka imbasnya sama saja dengan jalur-jalur biasa,”tegasnya.

Sterilisasi saat ini difokuskan pada tiga koridor, yakni koridor IV (Pulogadung-Dukuh Atas), koridor V (Kampung Melayu-Ancol), dan koridor VI (Ragunan-Kuningan). ”Karena tiga koridor ini yang paling parah. Padahal, untuk mix trafficnya paling sedikit, tapi headway antarbus sangat jauh,” tuturnya.Di bagian lain, Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta mengerahkan satgas perempuan untuk mengantisipasi pelecehan seksual terhadap penumpang perempuan. Satgas perempuan tersebut akan ditempatkan di halte-halte besar dan transit.Kepala BLU Transjakarta Daryati Asrining Rini mengatakan, keberadaan satgas tersebut sekaligus mengawal korban pelecehan hingga ke kepolisian. Harapannya, kasus pelecehan seksual di bus Transjakarta bisa tuntas.

”Kami prihatin dengan adanya kasus pelecehan di bus Transjakarta. Makanya, kami sudah bentuk satgas perempuan,” kata Daryati Rini. Sejumlah halte yang menjadi tempat penugasan satgas perempuan, yakni Dukuh Atas, Harmoni, Atrium Senen, dan Matraman. Satgas ini khusus menangani kasus pelecehan seksual. Para korban cukup melapor kepada satgas sehingga diharapkan tidak risih untuk melapor jika terjadi kasus pelecehan. ”Jadi nanti, satgas yang akan menemani kalau ada korban pelecehan sampai ke polisi,” sebutnya.Dia mengungkapkan, keberadaan satgas perempuan sudah dikerahkan sejak kemarin. Namun, Daryati belum mengetahui jumlah personel yang akan diterjunkan.(Koran SI/Koran SI/ful)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog