Rabu, 10 Februari 2010
BANDUNG (Suara Karya): Korps Kaveleri Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD), mengkreasi kebutuhan senjata sendiri. Ini dilakukan akibat adanya keterbatasan anggaran militer. Namun senjata hasil kreasi, atau senjata rakitan sendiri Korps Kaveleri ini, dinyatakan masih memenuhi standar senjata militer.
"Awalnya dari masukan prajurit untuk merakit senjata sendiri, karena keterbatasan dana. Namun alutsista yang kami kembangkan itu masih belum memenuhi spesipikasi (Spec), kebutuhan militer," kata Komandan Pusat Kesejantaan Kaveleri (Danpussenkev) Brigjen TNI Suharsono, seusai upacara peringatan Hari Jadi ke 60 Korps Kavaleri TNI AD di Lapangan Pussenkav, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (9/2).
Brigjen Suharsono menyebutkan, salah satu senjata yang disiapkan adalah remote control weapon system (RCWS), yang dapat digunakan untuk mengontrol penembakan menggunakan infra merah.
RCWS ini, menurut dia, selain memiliki akurasi tinggi juga terlindung. Sebab, penembak berada dan menetapkan posisi di dalam panser.
Senjata kreasi sendiri dengan istilah popular dirakit sendiri ini, tutur Brigjen Suharno, komponennya sebagian besar produk dari luar negeri. Sebab, beberapa komponen yang dibutuhkan tidak ada di Indonesia. Komposisi anggaran untuk pembuatan satu unit RCWS ini, disebutkan Suharsono, mencapai biaya sebesar Rp 400 juta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar