Rabu, 14 Juli 2010

Curi HP, Anggota TNI Pukul Dokter sampai Tewas

Selasa, 13 Juli 2010 07:44 WIB

MADIUN – Wendy alias Andreas (23) anggota TNI AD memukul dr Kangean Wibisono (76) dengan tangan kosong hingga tewas. Wendy kemudian membawa kabur handphone dengan memanjat tembok pagar di belakang rumah kontrakan dr Kangean di Jl Bali No. 8 Kota Madiun.

Dalam rekonstruksi pembunuhan itu, Wendy memeragakan cara dia masuk ke rumah kontrakan pensiunan dokter RSUP dr Soedono Madiun itu. Pada 19 Juni l2010 lalu, Wendy memasuki rumah itu dengan cara memanjat pagar belakang rumah, kemudian masuk melalui pintu belakang samping kanan yang memang tak terkunci. Di gawang pintu yang memisahkan dapur dengan ruang tengah tersangka pembunuhan itu menemukan handphone yang sedang di-charge. Sesaat kemudian Kangean yang hidup sendirian di rumah itu keluar dari kamar. Dengan lampu senter dia menuju tempat pengisian baterai hanphonenya.

Memergoki ada orang di ruang tengah, Kangean berteriak maling. ”Dia berteriak maling!. Saya segera memukulnya. Tapi waktu itu masih hidup,” kata Wendy kepada penyidik Denpom V/1 saat rekonstruksi di rumah tua itu, Senin (12/7). Wendy memukul dagu korban dua kali menggunakan tangan kanan hingga roboh. Wendy memastikan kakek tua itu masih bernafas. Dia tak segera meninggalkan rumah itu, Wendy masih ingin menggasak harta benda lain. Ketika memasuki kamar Kangean dan mencari uang, tak mendapatkan apa-apa.

Sebelum meninggalkan rumah itu, tersangka sekali lagi mengecek apakah pemilik rumah masih hidup atau sudah mati. ”Ketika itu saya lihat dia masih hidup. Saya kemudian meninggalkan rumah melalui belakang,” terang Wendy. Wendy memanjat tembok pagar dan sempat mampir ke café di belakang rumah Kangean. Dia memiliki teman di café yang juga merupakan rumah kos itu. Sebelum menyatroni rumah Kangean, Wendy juga cangkruk dulu sambil main gitar di bilik nomor 1 café itu.

Tangan kanannya terdapat bercak darah saat memukul Kangean. Dia berusaha menghilangkan jejak itu dengan menutupi handuk untuk menuju ke kamar mandi café agar tak ketahuan orang lain. Setelah membersihkan bercak darah di tangan, malam itu juga tersangka berkeliling Madiun menawarkan pesawat handphone hasil curiannya. Hanya laku Rp 70 ribu. Tersangka meninggalkan Madiun untuk menghindari tangkapan petugas. Namun karena tersangka anggota TNI, maka polisi melimpahkan penyidikan itu ke Denpom V/1 Madiun. swd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog