Selasa, 06 Juli 2010

ISI Tawarkan Sangkur Pamor ke Mabes TNI

05 Juli 2010 21:37 wib Daerah
Solo, CyberNews. Institut Seni Indonesia (ISI) akan menawarkan membuat sangkur kelengkapan pakaian tentara ke Markas Besar (Mabes) TNI. Selama ini Fakultas Seni Kriya bisa memproduksi senjata tersebut dan dipastikan lebih baik. "Dari pada pesan ke luar negeri, yang mungkin harganya mahal dan bentuknya tidak bagus, tidak punya pamor, maka kami bisa membikin sangkur berpamor yang lebih bagus," kata Rektor Prof DR T Slamet Suparno SKar MS.

Kepada wartawan, dia mengatakan selama ini mahasiswa dan dosen di jurusan kriya seni sudah biasa menerima order pembuatan aneka tosan aji, seperti keris, tombak, dan lainnya, untuk souvenir. Selain itu, mahasiswa sejak awal sudah dibekali membuat karya yang ekspresif sesuai dengan kemampuannya. Baik berbahan dasar kayu, kain, besi, logam lainnya, dan juga batik. "Dari tangan mereka sudah lahir karya yang bagus, bahkan juga kombinasi besi dengan kayu, batik dengan kayu, dan lainnya. Malah untuk tosan aji, kami sudah sering berpameran ke Jakarta dan produk kami sudah laku," kata dia didampingi DR Suyanto Skar MHum. Dia mengatakan, sangat sayang melihat sangkur yang selama ini menjadi kelengkapan senjata prajurit TNI. Sebab dari sisi seni dan juga senjata, tidak menunjukkan ciri khas. "Jadi sebenarnya bisa dibuat sangkur yang memiliki ciri keindonesiaan itu, misalnya memiliki pamor senjara dari jenis logam, yang selama ini memang sudah menjadi ciri khas Indonesia."

Slamet mengatakan, pihak Fakultas Kriya Seni akan membuat contoh beberapa bentuk sangkur yang bisa diperlihatkan ke petinggi TNI di Jakarta, dan diharapkan akan bisa diorderkan ke ISI. "kami bukan semata-mata melihat dari sisi bisnis saja. Namun pelestarian seni budaya, karena senjata yang dilengkapi sangkur sudah ada sejak zaman keraton dulu. ISI yang memiliki lembaga yang berkompeten ingin memberikan sumbangan guna pelestarian tersebut." Sementara itu pertengahan bulan ini, ISI akan mengadakqan workshop tosan aji di Bandung dan Solo, berkaitan dengan Dies ke-46. Selama ini pameran dan workshop sudah digelar di Jakarta, dan saat ini akan dikembangkan ke kota lain di Indonesia. ( Joko Dwi Hastanto /CN13 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog