Jumat, 02 Jul 2010
KUPANG, Timex--Peristiwa tewasnya warga Timor Leste, Thomas Maia, di Pantai Motamasin, perbatasan RI-RDTL, Minggu (27/6) lalu hingga saat ini belum diketahui penyebabnya. Namun, berdasarkan hasil visum, tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Kabar kematian korban pun sudah sampai ke telinga Duta Besar Timor Leste untuk Indonesia, Manuel Serrano. Saat usai mengunjungi Danrem 161/Wira Sakti, Kol Arh. I Dewa Ketut Siangan, Kamis (1/7) kemarin, kepada wartawan, Manuel mengatakan, saat ini dirinya belum memberikan komentar lebih jauh tentang hal ini.
KUPANG, Timex--Peristiwa tewasnya warga Timor Leste, Thomas Maia, di Pantai Motamasin, perbatasan RI-RDTL, Minggu (27/6) lalu hingga saat ini belum diketahui penyebabnya. Namun, berdasarkan hasil visum, tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Kabar kematian korban pun sudah sampai ke telinga Duta Besar Timor Leste untuk Indonesia, Manuel Serrano. Saat usai mengunjungi Danrem 161/Wira Sakti, Kol Arh. I Dewa Ketut Siangan, Kamis (1/7) kemarin, kepada wartawan, Manuel mengatakan, saat ini dirinya belum memberikan komentar lebih jauh tentang hal ini.
Dia hanya meminta agar pihak Korem 161/Wira Sakti membantu memberikan data hasil autopsi kepada dirinya untuk bisa diinformasikan kepada Pemerintah Timor Leste dan masyarakat Timor Leste. "Saya sudah minta kepada pak Danrem untuk membantu memberikan hasil visum itu untuk nanti saya sampaikan ke pemerintah. Saat ini saya belum bisa memberikan komentar lebih jauh, karena belum ada hasil visum. Tapi, setelah pulang akan saya sampaikan ke pemerintah Timor Leste, apa upaya selanjutnya," kata Manuel. Selain itu, terkait kasus Domingos Noronha dan 401 nama yang dilansir Serious Crime Unit (SCU) oleh PBB yang dituduh sebagai pelanggar HAM berat pasca jajak pendapat Timtim 1999, Dubes Manuel Serrano juga mengatakan hal ini akan dikomunikasikan dengan pemerintah setempat untuk menyikapinya. Namun, hingga saat ini masalah ini tidak berpengaruh terhadap hubungan RI dan Timor Leste.
"Nanti akan dikomunikasikan dengan pemerintah. Tapi, sejauh ini tidak ada masalah. Warga Indonesia yang berkunjung ke Timor Leste aman-aman saja. Tidak ada yang ditangkap koq. Kita sudah komunikasikan dengan Gubernur dan DPRD NTT terkait hal ini," tambah Dubes Manuel.Sementara itu, Danrem 161/WS, Kol Arh. I Dewa Ketut Siangan mengatakan, siap membantu memberikan hasil autopsi korban kepada Manuel selaku Duta Besar Negara Timor Leste untuk Indonesia. "Kami akan segera menghubungi tim dokter agar hasil autopsinya bisa diberikan kepada Dubes untuk dikomunikasikan dengan pemerintah Timor Leste," ungkap Dewa.
Menurutnya, peristiwa naas yang menimpa Thomas terjadi di laut di wilayah Motamasin. Saat itu korban hendak menyeberang ke Timor Leste. "Korban sudah dibawa ke Atambua untuk divisum dan sejauh ini suasana di perbatasan aman. Patroli TNI berjalan terus dan lancar-lancar saja. Dan seperti permintaan pak Dubes soal hasil autopsi akan kita koordinasikan dengan tim dokter nanti," kata Dewa.
Perbatasan Oekusi Masih Sengketa
Sementara itu, dalam pertemuan dengan Danrem 161/WS, Kol Arh. I Dewa Ketut Siangan dan Dubes Manuel Serrano juga menjelaskan tentang perbatasan RI-RDTL di distrik Oekusi yang hingga saat ini belum jelas statusnya. Oleh karena itu, tim dari pihak Indonesia dan Timor Leste masih harus berdialog untuk memecahkan masalah ini, sehingga tidak menimbulkan konflik antara masyarakat di perbatasan kedua negara. Menanggapi hal ini, Danrem I Dewa Ketut Siangan mengatakan pihaknya terus melakukan patroli di wilayah tersebut. Bahkan, dirinya melarang dilakukan pembangunan di wilayah yang masih bersengketa itu.
Saat ini sedang dibangun Pos Imigrasi, namun Danrem meminta agar pembangunan itu dihentikan, untuk menunggu kejelasan kesekapatan kedua belah pihak, dalam hal ini Indonesia dan Timor Leste. Menurutnya, pihak TNI terus melakukan patroli, sehingga selama ini tidak ada proses pembangunan di wilayah tersebut. "Saya minta agar pembangunan di daerah sengketa itu dihentikan. Karena kita tidak tahu, apakah wilayah itu masuk Timor Leste ayau Indonesia? Sehingga saya sudah meminta agar semua jenis pembangunan di segmen itu dihentikan dan saya juga berharap baik Indonesia maupun Timor Leste agar saling menghargai dan tidak melakukan apapun sebelum daerah itu resmi menjadi milik salah satu negara," urai I Dewa Ketut Siangan.
Hal ini pun disambut baik Dubes, Manuel Serrano. Selain itu, terkait patroli bersama di wilayah perbatasan, Danrem I Dewa Ketut Siangan juga menyatakan kepada Dubes bahwa TNI selalu melakukan patroli bersama tentara Timor Leste setiap pekan. Patroli dilakukan secara bersama-sama dengan tujuan agar tidak ada rasa kecurigaan dari salah satu pihak. "Sampai saat ini secara intensif antara Indonesia dan Timor Leste melakukan patroli bersama, sehingga tidak ada rasa kecurigaan antara pasukan dari kedua negara. Patroli bersama ini akan terus dilakukan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan di daerah perbatasan," tandas Danrem. Pada kesempatan itu, Dubes Manuel Serrano juga menyinggung soal tujuan kunjungannya ke Korem 161/WS Kupang.
Menurutnya, dirinya ingin membangun hubungan kerjasama dan persaudaraan serta ingin menjalin koordinasi dan komunikasi yang baik, sehingga permasalahan yang dihadapi bisa teratasi dengan baik. Dia juga menyampaikan terima kasih kepada Danrem yang sudah memberikan dukungan kepada Konsul Timor Leste di Kupang Caetano Guterres yang telah menyelesaikan masa tugasnya dan kembali ke Timor Leste. "Saya juga berharap dukungan bapak Danrem kepada Konsul yang baru nanti dan dapat membina kerjasama yang baik, sehingga permasalahan yang kita hadapi dapat diselesaikan dengan baik," kata Dubes Manuel Serrano.Danrem I Dewa Ketut Siangan pun menyampaikan terima kasih atas kunjungan Dubes serta kesediaan untuk menjalin koordinasi dan komunikasi untuk meningkatkan kerjasama. Danrem juga berjanji siap memberikan dukungan kepada Konsul Timor Leste di Kupang.
"Kami selalu memberikan dukungan kepada Konsul, baik yang lama maupun yang baru nanti," katanya. Hadir dalam kunjungan Dubes Manuel Serrano kemarin, yakni Komandan UPF Perbatasan RI-RDTL Letnan Polisi Quintinano, Plt. Konjen RDTL di Kupang Roberto Maia Nunes dan Atase Pertahanan Timor Leste di Jakarta Alberto do Santos. (sam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar