Jumat, 16 Juli 2010
JAKARTA (Suara Karya): Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) Jaya/ Jayakarta Mayjen TNI Marciano Norman menilai, kordinasi intelijen antarinstitusi TNI, Polri dan Kejaksaan sangat penting untuk menangkal gangguan keamanan dan ketertiban nasional (kamtibnas). "Kontiniunitas koordinasi intelijen sudah dibangun Kodam Jaya, Polda Metro Jaya dan Kejaksaan Tinggi (DKI Jakarta)," ujar Marciano saat melakukan kunjungan kerja ke Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, baru-baru ini.
Kunjungan kerja Pangdam Jaya dalam rangka membangun kerjasama serta meningkatkan profesionalitas intelijen Kodam Jaya dan Kejati DKI Jakarta yang terkoordinasi dalam Komunitas Intelijen Daerah (Kominda) Jakarta. "Kominda akan lebih berfungsi lagi jika personil intelijen saling bertukar informasi dan benar-benar memanfaatkan hotline yang ada," ujar Marciano. Gangguan kamtibnas di wilayah Ibukota Negara Jakarta, dikatakan Marciono, relatif kondusif. Gangguan paling dikhawatirkan masyarakat, seperti aksi terorisme berhasil dilumpuhkan oleh aparat keamanan.
Walau demikian, ia mengatakan, TNI dan Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta bersama Polda Metro Jaya punya komitmen untuk terus meningkatkan kinerja intelijen masing-masing instansi dalam rangka menangkal aksi terorisme maupun aksi kejahatan lainnya yang bisa mengancam Jakarta. "Jika personil intelijen antarinstitusi terus bersinergi dan saling memberi informasi akurat, maka diyakini gangguan kamtibmas khususnya yang ditimbulkan terorisme akan dapat diantisipasi lebih dini lagi dari sebelumnya," ujar dia.
Sebaliknya, jika intelijen TNI, Polri dan Kejaksaan bertindak sendiri-sendiri maka akan menghasilkan kinerja yang tak optimal. "Bekerja sendiri-sendiri bukan yang kita kehendaki. Dan kita sama-sama menyetujui perlunya kerjasama dan saling bahu-membahu. Kita mau hasil kerja yang maksimal. Oleh karena itu, Kodam Jaya dan Kejati menjalin kerja sama intelijen," ujar Marciano.
Ia mengharapkan, antarintelijen saling bertukar informasi dan memberi masukan sehingga dapat mengurangi tindak pelanggaran hukum. Tidak hanya ada tindak terorisme saja yang dapat mengganggu kehidupan masyarakat. Melainkan, tindakan gangguan keamanan lainnya juga harus dicegah sedini mungkin. "Perbuatan yang berotensi melanggar hukum itu perlu diantisipasi agar jangan sampai mengganggu ketentraman hidup warga masyarakat," uca dia.
Penegakan Hukum
Di tempat sama, Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Soedibyo menyambut baik kerja sama intelijen yang ditawarkan Kodam Jaya. "Kalau semua pihak saling mendukung demi ketentraman hidup warga masyarakat jelas baik, dan itulah yang kita harapkan," katanya.
Meski Kodam Jaya bukan termasuk jajaran penegak hukum, ia menyakini, kontribusi Kodam Jaya akan bermanfaat untuk penegakan hukum di wilayah Jakarta dan sekitarnya. "Termasuk dalam penanganan kasus-kasus korupsi. Kodam Jaya bisa ikut membantu Kejati DKI Jakarta mengusut kemudian menuntaskan suatu kejahatan yang menggerogoti keuangan negara," ujarnya.
Selain kunjungan kerja ke instansi-instasi pemerintah daerah DKI Jakarta, Pangdam Jaya juga meninjau seluruh jajaran Kodam Jaya, seperti Koramil Bantar Gebang, Batalyon Artileri Medan-7/105 GS dan Rindam jaya. Bagian-bagian terkecil, diantaranya barak remaja, kondisi dapur umum dan koperasi yang dimiliki satuan tetap menjadi perhatian Pangdam Jaya. Pangdam Jaya meminta Korem, Kodim dan Koramil serta seluruh jajaran Kodam Jaya untuk meningkatkan silaturahmi. (Feber S/Wilmar P)
JAKARTA (Suara Karya): Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) Jaya/ Jayakarta Mayjen TNI Marciano Norman menilai, kordinasi intelijen antarinstitusi TNI, Polri dan Kejaksaan sangat penting untuk menangkal gangguan keamanan dan ketertiban nasional (kamtibnas). "Kontiniunitas koordinasi intelijen sudah dibangun Kodam Jaya, Polda Metro Jaya dan Kejaksaan Tinggi (DKI Jakarta)," ujar Marciano saat melakukan kunjungan kerja ke Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, baru-baru ini.
Kunjungan kerja Pangdam Jaya dalam rangka membangun kerjasama serta meningkatkan profesionalitas intelijen Kodam Jaya dan Kejati DKI Jakarta yang terkoordinasi dalam Komunitas Intelijen Daerah (Kominda) Jakarta. "Kominda akan lebih berfungsi lagi jika personil intelijen saling bertukar informasi dan benar-benar memanfaatkan hotline yang ada," ujar Marciano. Gangguan kamtibnas di wilayah Ibukota Negara Jakarta, dikatakan Marciono, relatif kondusif. Gangguan paling dikhawatirkan masyarakat, seperti aksi terorisme berhasil dilumpuhkan oleh aparat keamanan.
Walau demikian, ia mengatakan, TNI dan Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta bersama Polda Metro Jaya punya komitmen untuk terus meningkatkan kinerja intelijen masing-masing instansi dalam rangka menangkal aksi terorisme maupun aksi kejahatan lainnya yang bisa mengancam Jakarta. "Jika personil intelijen antarinstitusi terus bersinergi dan saling memberi informasi akurat, maka diyakini gangguan kamtibmas khususnya yang ditimbulkan terorisme akan dapat diantisipasi lebih dini lagi dari sebelumnya," ujar dia.
Sebaliknya, jika intelijen TNI, Polri dan Kejaksaan bertindak sendiri-sendiri maka akan menghasilkan kinerja yang tak optimal. "Bekerja sendiri-sendiri bukan yang kita kehendaki. Dan kita sama-sama menyetujui perlunya kerjasama dan saling bahu-membahu. Kita mau hasil kerja yang maksimal. Oleh karena itu, Kodam Jaya dan Kejati menjalin kerja sama intelijen," ujar Marciano.
Ia mengharapkan, antarintelijen saling bertukar informasi dan memberi masukan sehingga dapat mengurangi tindak pelanggaran hukum. Tidak hanya ada tindak terorisme saja yang dapat mengganggu kehidupan masyarakat. Melainkan, tindakan gangguan keamanan lainnya juga harus dicegah sedini mungkin. "Perbuatan yang berotensi melanggar hukum itu perlu diantisipasi agar jangan sampai mengganggu ketentraman hidup warga masyarakat," uca dia.
Penegakan Hukum
Di tempat sama, Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Soedibyo menyambut baik kerja sama intelijen yang ditawarkan Kodam Jaya. "Kalau semua pihak saling mendukung demi ketentraman hidup warga masyarakat jelas baik, dan itulah yang kita harapkan," katanya.
Meski Kodam Jaya bukan termasuk jajaran penegak hukum, ia menyakini, kontribusi Kodam Jaya akan bermanfaat untuk penegakan hukum di wilayah Jakarta dan sekitarnya. "Termasuk dalam penanganan kasus-kasus korupsi. Kodam Jaya bisa ikut membantu Kejati DKI Jakarta mengusut kemudian menuntaskan suatu kejahatan yang menggerogoti keuangan negara," ujarnya.
Selain kunjungan kerja ke instansi-instasi pemerintah daerah DKI Jakarta, Pangdam Jaya juga meninjau seluruh jajaran Kodam Jaya, seperti Koramil Bantar Gebang, Batalyon Artileri Medan-7/105 GS dan Rindam jaya. Bagian-bagian terkecil, diantaranya barak remaja, kondisi dapur umum dan koperasi yang dimiliki satuan tetap menjadi perhatian Pangdam Jaya. Pangdam Jaya meminta Korem, Kodim dan Koramil serta seluruh jajaran Kodam Jaya untuk meningkatkan silaturahmi. (Feber S/Wilmar P)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar