Minggu, 31 Oktober 2010

DAFTAR ISI KLIPING TGL 31 OKTOBER 2010

Asrama TNI di Kota Luwuk Terbakar

30/10/2010 17:07
Liputan6.com, Banggai: Dua belas rumah di Asrama Kompi Senapan C Batalyon 714 Sintuwu Maroso, Kota Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Sabtu (30/10) pagi, dilalap si jago merah. Kebakaran terjadi ketika sebagian besar penghuninya tengah masuk kantor. Selain itu, sebagian besar anggota Kompi C juga tengah melaksanakan program tentara masuk desa (TMD).

Api muncul tiba-tiba dari salah satu rumah di bagian barat asrama. Api dengan cepat menguasai rumah dan menyebar ke bangunan di sebelahnya. Kondisi itu diperparah dengan tiupan angin yang kencang.

Beberapa penghuni berusaha memadamkan api namun tidak bisa berbuat banyak. Api pun dengan cepat menjalar ke belasan rumah di sekitarnya. Penghuni asrama pun hanya bisa menyelamatkan sebagian kecil hartanya.

Petugas pemadam kebakaran yang menerima laporan ini lamban menerjunkan armadanya. Lucunya, mobil pemadam yang diterjunkan ternyata tangkinya tidak berisi. Petugas pemadam pun terpaksa kembali mengisi tangkinya.

Api baru bisa dipadamkan dua jam kemudian. Puluhan penghuni asrama yang rumahnya terbakar kini sementara menumpang di rumah keluarga dan tetangga mereka. Tak ada korban jiwa dalam musibah ini. Sementara penyebab kebakaran masih diselidiki polisi.(BOG)

Hindari Penjarahan, Kopassus Jaga Dusun

Sabtu, 30 Oktober 2010 | 12:18 WIB

Kompas.com/Kristianto Purnomo
Anggota TNI mempersiapkan evakuasi warga di Pakem, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, saat terjadi letusan Gunung Merapi, Sabtu (30/10/2010) dini hari. Letusan dini hari tadi menimbulkan hujan abu hingga kota Yogyakarta. Ribuan warga mengungsi ke posko pengungsian serta terjadi kemacetan lalu lintas di Jalan Kaliurang karena kepanikan warga.

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Untuk mengantisipasi terjadinya penjarahan, anggota TNI dari satuan Kopassus melakukan penjagaan di beberapa posko untuk mengamankan setiap dusun yang kosong karena ditinggalkan warga yang mengungsi pascaletusan Gunung Merapi.

"Penjarahan kemungkinan ada karena semua warga dusun dari Umbulharjo sampai Pelem Sari mengungsi ke posko pengungsian," kata Sarbini, warga Ngarkah, Sabtu (30/10/2010), yang saat ditemui tengah menjaga 22 sapi milik sejumlah warga di Umbulharjo, Cangkringan.

Makanya, lanjut dia, dari Umbulharjo, masih ada 5 posko penjagaan lagi. Ada tentara yang dibantu warga setempat. Warga sengaja dilibatkan untuk mengecek siapa saja yang kembali ke dusun dan menanyakan keperluannya.

"Kan banyak warga yang kembali ke dusun dan mengambil barang-barangnya. Warga yang ikut menjaga bersama tentara itu kan mengenal warga lainnya di dusun. Jadi, bisa mengantisipasi penjarahan," ungkapnya. Menurut Serda Dwi Andi selaku anggota dari satuan Kopassus, hingga saat ini tidak ada penjarahan. Pasalnya, setiap malam, Kopassus terus melakukan patroli hingga ring satu di Dusun Pelem Sari. Penjagaan secara swadaya juga dilakukan pada siang hari. (Wilem Jonata)

Pasukan Indobatt Salat Ghaib Korban Bencana di Tanah Air

Sabtu, 30 Oktober 2010 - 17:56 WIB
ADSHIT AL QUSAYR (Pos Kota) – Prajurit TNI yang tergabung dalam pasukan Indonesian Battalion (Indobatt) atas inisiatif Komandan Indobatt Letkol Inf Andi Perdana Kahar, menggelar ‘Doa Bersama’ bagi keselamatan saudara-saudara se-Tanah-Air yang terkena bencana alam banjir bandang Wasior di Papua, letusan Gunung Merapi di DIY dan Tsunami di Mentawai, Sumbar.

Kegiatan dilaksanakan d Musola Satgas Batalyon Mekanis Konga XXIII-D/UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) UN Position 7-1, desa Adshit Al-Qusayr Lebanon Selatan.

Salat Maghrib berjamaah, sekaligus Salat Ghaib, dan membacakan surat Yasin serta menyampaikan doa bersama merupakan satu hal yang dapat dilakukan oleh prajurit TNI yang tergabung di dalam Kontingen ‘Garuda’ Indonesia 2010 dan yang sedang melaksanakan tugas pengabdian sebagai Pasukan Penjaga Perdamaian dibawah organisasi dunia PBB atau UNIFIL. Doa bersama ini adalah bagi keselamatan para pengungsi korban bencana alam banjir bandang Wasior di Papua, letusan Gunung Merapi di DIY dan Tsunami di Mentawai-Sumatera Barat. Demikian dijelaskan oleh Komandan Indobatt.

Ikatan kekeluargaan sebagai satu bangsa dan satu Tanah-Air telah menggerakkan hati prajurit TNI Indonesian Battalion untuk turut berempati dengan apa yang sedang dialami oleh saudara-saudara kita yang sedang mengalami musibah saat ini. “Semoga doa yang kita panjatkan, di dengar oleh Allah SWT dan bagi saudara-saudara kita yang terkena musibah Wasior, letusan Gunung Merapi dan Tsunami, tetap dikarunia ketabahan dan kesabaran”, kata Letkol Inf Andi Perdana Kahar dihadapan jemaah Indobatt.

Doa bersama ini sebagai bentuk kepedulian Indobatt bagi para korban bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia, khususnya bagi perempuan dan anak-anak. Sama seperti prinsip utama yang selalu diemban oleh setiap Peacekeepers dimanapun berada dan ditugaskan, seperti itu pulalah perhatian dan kepedulian masyarakat dunia (UNICEF) bagi perempuan dan anak-anak, bahwa mereka merupakan prioritas utama. Sebab anak-anak dan perempuan merupakan kelompok yang paling rentan dan yang dianggap paling lemah di dalam bencana apapun, baik di dalam bencana perang maupun bencana alam.

Harapan dari seluruh pasukan TNI dalam penugasan Kontingen ‘Garuda’ Indonesia sebagai Pemelihara Perdamaian (UNIFIL) di negeri Lebanon, berada jauh dari Tanah-Air Indonesia; berharap para pengungsi korban bencana khususnya anak-anak dan perempuan dapat memulihkan kembali semangat hidup mereka dan dapat sembuh dari rasa traumanya akibat bencana yang tak terduga ini. Serta dapat terpenuhi segala kebutuhan dasarnya di daerah-daerah pengungsian. “Serta kita berdoa bagi pemerintah Indonesia, diberikan hikmat untuk menangani pelaksanaan masa tanggap darurat saat ini. Bekerjasama dengan pemerintah daerah, lembaga kemanusiaan dan juga dunia swasta ”, ujar Komandan Indobatt simpatik.

Berita bencana alam yang terjadi diberbagai wilayah di Indonesia ini telah menyentak setiap hati prajurit Kontingen Garuda Indonesia di Lebanon, dimana saat ini ada seribu empat ratus dua puluh enam prajurit TNI mengabdikan dirinya. Demikian juga, ungkapan keprihatinan datang dari berbagai negara kontingen Bangladesh, Belgium, Brunei, China, Croatia, Cyprus, Denmark, El-Salvador, France, FYROM, Germany, Ghana, Greece, Guatemala, Hungary, India, Ireland, Italy, Korea, Luxembourg, Malaysia, Nepal, Nigeria, Portugal, Qatar, Sierra Leone, Slovenia, Spain, Tanzania dan Turkey yang tergabung dalam misi UNIFIL di Lebanon.
Demikian kabar dari Lebanon.

Detasemen Khusus Harus Diterjunkan ke Mentawai

30 Oktober 2010 | 11:34 wib
Jakarta, CyberNews. Penyaluran bantuan ke Mentawai terkendala oleh Medan yang sangat sulit, padahal korban sangat membutuhkannya. Menyiasati medan yang sulit, pemerintah diminta mengerahkan satuan-satuan elit TNI-Polri yang benar-benar terlatih dan siap sewaktu-waktu di BKO kan.

"Harus segera kerahkan Densus, Denjaka, dan Den Den yang kita miliki. Mereka adalah satuan yang berpengalaman untuk kondisi yang buruk. Peralatan juga lengkap, dan memang secara UU mereka bisa dilibatkan. Mengapa ini tidak dilakukan," kata Dr Hermawan Sulistyo Relawan Bencana Alam dalam Acara 'Polemik' Trijaya FM bertema Bencana dan Duka Indonesia di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu pagi (30/10).

Selain itu menurut Hermawan, di lapangan juga diperlukan pemimpin yang tegas, demi terciptanya ketertiban yang terkait penanganan dan penyaluran bantuan. Bila ini tidak dilakukan, maka kepanikan, dan penderitaan para korban semakin menjadi-jadi.

"Walaupun saya sering mengkritik TNI, tapi saya sebagai relawan di lapangan harus salut dengan kepemimpinan Danrem Meulaboh Gerhan Lantara pada saat Tsunami Aceh. Dengan kepemimpinan yang tegas, tidak apa-apa tangan besi bantuan bisa dikoordinir dan didistribusikan dengan baik. Ada satu komando tidak main sendiri-sendiri demi kepentingan partai dan sebagainya," papar pria yang akrab dipanggil Kiki tersebut.
Sebagai orang yang pernah berpengalaman terjun menyerahkan bantuan pada Tsunami Aceh, pada saat bencana besar terjadi, sering muncul penjarahan, distribusi tidak merata sehingga, suasana makin tidak karuan.
"Belum lagi dengan 'maaf' ormas dan parpol yang juga memanfaatkan untuk tebar pesona. Ini tidak bisa kita larang, tapi bila ada satu komando yang tegas dan jelas, juga tindakan keras yang menyertainya, maka semuanya terkoordinir dengan baik. Kita ini memang bermasalah dalam manajemen penanggulangan bencana dan korban bencana," katanya.
( Hartono Harimurti /CN12 )

Lagi, Helikopter Gagal ke Mentawai

Laporan wartawan KOMPAS Yulvianus Harjono
Sabtu, 30 Oktober 2010 | 19:27 WIB
PADANG, KOMPAS.com — Helikopter milik Badan SAR Nasional yang sempat terbang ke Mentawai akhirnya kembali ke Padang karena cuaca buruk, Sabtu (30/10/2010) pagi.

Helikopter ini akhirnya terbang lagi pada sore hari. Namun, tidak ke Mentawai. "Sore tadi terbang ke Muko-muko (Bengkulu). Mudah-mudahan, kalau cuaca bagus, dari sana ke Sikakap," ujar Harmen, dari badan SAR Nasional Padang.

Berdasarkan data BMKG Padang, cuaca hingga kemarin masih buruk. Tinggi ombak di perairan antara Padang dan Mentawai sekitar 2 meter. Kecepatan angin mencapai 12-15 knot dan jarak padang hanya 4 kilometer. Kondisi ini cukup berbahaya, baik untuk pelayaran maupun penerbangan.

Sehari sebelumnya, helikopter milik TNI AD juga gagal mendarat di Mentawai dan berbalik arah ke Muko-muko. Menurut Kadis Operasi Pangkalan TNI AU Padang, cuaca buruk membuat jarak pandang di udara sangat rendah dan berisiko kecelakaan.

Ia mengatakan, Minggu besok akan ada bantuan pesawat Puma dari TNI AU. Pesawat yang berukuran besar ini akan memudahkan distribusi bantuan di lokasi yang sulit terjangkau. "Ukurannya besar, bisa membawa 1,2 ton barang," ujar dia.

Sabtu, 30 Oktober 2010

DAFTAR ISI KLIPING TGL 30 OKTOBER 2010

TNI AD Lakukan Percepatan Regenerasi

29 Oktober 2010 | 19:41 wib
Bandung, CyberNews. Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta menyatakan bahwa di lingkungan AD tengah dilakukan percepatan regenerasi, terutama di tataran perwira tinggi. Kondisi itu didorong kesenjangan jumlah antar-angkatan lulusan Akmil Darat guna mengisi kebutuhan organisasi dalam rangka pembinaan personel dan satuan di antaranya sebagai calon pimpinan AD.

KSAD menjamin program percepatan itu tetap mengikuti ketentuan penjenjangan karier yang selama ini berlaku. "Tidak ada hal aneh bin ajaib dalam proses tersebut," tandasnya di Bandung, Jumat (29/10). Menurut dia, stok perwira yang berasal dari angkatan 1976, 1977, 1978, dan 1980 yang diproyeksikan untuk mengisi sejumlah jabatan strategis lebih sedikit dibanding tiga angkatan di atasnya yang sebelumnya mengisi jenjang karier di lingkungan AD.

Perbandingannya quota empat angkatan bisa setara dengan satu angkatan. Kondisi ini kemudian coba dipecahkan. "Lichting 76, 77, 78, dan 1980 itu sama jumlahnya dengan 75, sehingga yang di bawah harus ada yang mengisi," jelasnya. Kadispenad Brigjen TNI S Widjanarko menambahkan percepatan itu untuk mencegah kekosongan jabatan mengingat akan banyaknya perwira yang memasuki masa pensiun.

Dia mencontohkan Pangkostrad Letjen TNI Burhanuddin Amin yang memasuki pensiun. Burhanuddin merupakan lulusan Akmil 1976. Karena kondisi itu, penggantinya adalah Mayjen TNI Pramono Edhie Wibowo dari Akmil 1980. Meski demikian, langkah tersebut bukan berarti perwira yang disiapkan bakal dikarbit. Jenjang pengarieran tetap sesuai norma. Menurut perwira tinggi bintang satu itu, percepatan itu terkait dengan proses rekrutmen di masa lalu. Kondisi serupa diharapkan tidak terjadi lagi. "Lichting 1980 misalnya, termasuk yang sedikit hanya seratusan, tapi sekarang di taruna ada 300 yang sedang pendidikan," katanya. ( Setiady Dwi /CN26 )

Heryawan: Terima Kasih Pramono Edhie Wibowo

Jum'at, 29 Oktober 2010, 17:24 WIB
Arfi Bambani Amri
VIVAnews - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menghadiri serah terima jabatan (sertijab) Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) III Siliwangi dari pejabat lama, Mayor Jenderal (TNI) Pramono Edhie Wibowo, kepada pejabat baru Mayor Jenderal (TNI) Moeldoko. Tak lupa, Heryawan mengucapkan terima kasih pada pejabat lama dan selamat pada yang baru.

Serah terima jabatan ini dipimpin Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal (TNI) George Toisutta di Lapangan Stadion Siliwangi, Jalan Lombok Kota Bandung, Jumat 29 Oktober 2010. Turut memeriahkan acara itu, atraksi kemahiran beladiri dan defile pasukan dari jajaran Kodam III Siliwangi. Rangkaian acara yang berlangsung selama lebih dari 2 jam itu berjalan tertib dan lancar.

Dalam amanahnya, George Toisutta mengingatkan peran strategis Kodam III Siliwangi yang menjaga teritorial di sekitar Ibukota Negara. Di mana Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten memiliki eskalasi dinamika sekaligus kerawanan yang tinggi, ditinjau dari aspek geografi, demografi maupun kondisi sosial. Untuk itu diharapkan kerjasama yang sudah terjalin dengan Pemrpov Jabar dan Pemprov Banten agar lebih ditingkatkan. “Dengan demikian jajaran Kodam III Siliwangi membantu mewujudkan stabilitas keamanan wilayah yang sangat diperlukan bagi pembangunan,” kata George.

Usai sertijab, seluruh tamu yang hadir mengikuti rangkaian acara berikutnya yakni pisah sambut Pangdam III Siliwangi di Graha Manggala Siliwangi, Jalan Aceh Kota Bandung. Pada acara itu, kesan dan pesan pejabat lama dan pejabat baru disampaikan di hadapan hadirin.

Di sela-sela acara, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyampaikan ucapan selamat datang kepada pejabat baru dan terima kasih kepada pejabat lama. Menurut Heryawan, Mayor Jenderal (TNI) Pramono Edhie Wibowo yang sekarang menjadi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat berhasil menjalankan tugasnya sebagai Pangdam III Siliwangi. Begitupun dengan pejabat yang menggantikan adik Ibu Negara Ani Yudhoyono itu diharapkan dapat meneruskan kerjasama yang telah terjalin dengan baik.

“Selama ini kerjasama antara Pemprov Jabar dengan jajaran Kodam III Siliwangi sudah terjalin baik. Beragam kegiatan dan kerjasama sudah dilakukan dalam rangka membangun Jawa Barat. Begitupun saat penanganan bencana, semua berjalan dengan baik. Untuk itu diharapkan ke depan agar lebih baik lagi,” ujar Heryawan dalam rilis ke VIVAnews.

Turut hadi dalam acara itu, Ketua DPRD Jabar Irfan Suryanagara, Kapolda Jabar Irjen (Pol) S.Parno, Walikota Cimahi Itogh Tohija, Wakil Walikota Bandung Ayi Vivananda, Ketua TPP PKK Jabar Netty Prasetiyani Heryawan, dan sejumlah sesepuh baik dari TNI, Polri maupun tokoh sipil.

Kasus Papua dan Reformasi TNI

Sabtu, 30 Oktober 2010
SETELAH pemerintah dan TNI mengakui kebenaran muatan video tentang sebuah kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Papua oleh oknum personel militer Indonesia, tema yang akan dimunculkan para pemerhati dan penggiat HAM adalah progres tentang reformasi di tubuh TNI. Akan dihadirkan banyak pertanyaan, pernyataan sikap yang meragukan, hingga mungkin saja ketidakpercayaan. Itulah ekses yang kita perkirakan akan dihadapi TNI setelah kasus dugaan penyiksaan itu dihadirkan di dunia maya oleh organisasi hak asasi Asian Human Rights Commissions. Video itu menunjukkan beberapa pria berseragam TNI menyiksa penduduk dengan pertanyaan di seputar separatis di daerah tinggi Nambut, Puncak Jaya.

Seperti diketahui, pengakuan atau konfirmasi kebenaran tentang masalah ini telah disampaikan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto kepada pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (22/10), mengacu pada hasil penyelidikan oleh TNI, Kementerian Pertahanan, dan Kemenko Polhukam. "Ada tindakan prajurit di lapangan yang berlebihan," ujar Djoko, didampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono. Kita mengapresiasi keterbukaan yang diperlihatkan pemerintah dan TNI, serta berharap persoalannya segera dituntaskan. Agar persoalannya tidak berlarut-larut, penyelesaian internal masalah ini harus bisa dipahami dan diterima semua elemen masyarakat, baik di dalam maupun di luar negeri.

Tidak berlebihan jika kita berpendapat bahwa kasus di Papua itu amat sangat mengganggu sejumlah program pembangunan atau revitalisasi angkatan bersenjata kita. Kita sedang memprogramkan rencana belanja alutsista dengan nilai yang tidak kecil. Realisasi rencana belanja itu bisa saja tidak berjalan mulus akibat terungkapnya kasus terbaru pelanggaran HAM di Papua itu. Apalagi kalau barang belanjaan kita bersumber dari produsen yang dikontrol Barat atau NATO.

Paling mengkhawatirkan kita adalah prospek kerja sama Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI dengan Amerika Serikat (AS) yang akan diperbarui. Dalam kunjungannya ke Jakarta, Juli lalu, Menhan AS Robert Gates mengumumkan bahwa AS akan mencabut embargo yang diberlakukan sejak 1998 terhadap Kopassus akibat pelanggaran HAM berat di Timor Leste, Papua, Aceh dan penghilangan para aktivis HAM. Pernyataan Menhan Gates di Jakarta itu langsung direspons dengan keras oleh senator Patrick Leahy dari Vermont, AS. Senator senior ini menyuarakan penyesalan atas sikap Pemerintah AS terhadap Kopassus. Intinya, Leahy tidak percaya TNI telah melakukan reformasi internal.

Bukan tidak mungkin Leahy akan memanfaatkan kasus terbaru pelanggaran HAM di Papua itu untuk terus memojokkan TNI sekaligus mengganggu proses pembaruan kerja sama dengan Kopassus. Sikap yang akan diambil Leahy akan diamini para penggiat HAM mancanegara. Kalau hal ini terjadi, Indonesia dan Pemerintah AS akan sama-sama direpotkan.

Kita mendorong dan mengimbau semua prajurit TNI untuk menjadikan kasus ini sebagai pembelajaran. Di mana pun Anda bertugas dan sekeras apa pun medan tugas Anda, setiap sikap dan tindakan harus terukur, sesuai prosedur dan berusahalah sebisa mungkin untuk tidak melanggar standar-standar HAM. Itulah konsekuensi yang harus kita jalani karena Indonesia sudah menyepakati konvensi tentang penghormatan HAM. Apalagi, kita pun sudah dikenal dunia sebagai negara demokrasi.

Dalam era teknologi tinggi sekarang ini, tak ada lagi yang bisa ditutup-tutupi, disembunyikan atau dirahasiakan. Lihatlah buktinya. Sebuah kasus pelanggaran HAM di pedalaman Papua sekalipun dengan cepat bisa diketahui jutaan orang di seluruh dunia. Itu bukti ketajaman penglihatan mata dunia sekarang ini.

Oknum TNI AD Otaki Pembobolan Mobil Milik Rent Car

Jumat, 29/10/2010 13:27 WIB
Santi Rahayu - detikSurabaya
Lumajang - Sindikat pembobol mobil milik rental yang beraksi antar pulau dibekuk di sebuah hotel oleh Satuan Reskrim Polres Lumajang. Salah seorang pelaku oknum TNI AD berpangkat Praka (Prajurit Kepala) yang pernah bertugas di Korem 083 Baladhika Jaya Malang berstatus desersi. Oknum itu bernama Hartono Cahyono (31) warga Jalan Aris Munandar III RT 06/RW 01, Kota Malang. Dua pelaku lainnya, seorang pengangguran bernama Agus Sugiyanto (19) asal Dusun Blimbing RT 02/RW 05 Desa Pohsangit Lor, Kecamatan Wonomerto, Probolinggo dan Haerno (33) asal Dusun Rungkang Jangkung, Desa Sayang-Sayang Kecamatan Cakra Negara Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sedangkan 2 pelaku lainnya berhasil melarikan diri yakni Samsul Arifin (26) asal Desa Sumbersuko Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo dan David (35) asal Ambeng-Ambeng RT 10/RW 02 Desa Ngingas Kecamatan Waru, Sidoarjo. Dari tangan pelaku, polisi mengamankan barang-bukti berupa 5 unit mobil hasil penggelapan dari sejumlah rental di Surabaya, Bali, NTB dan beberapa daerah lainnya."Untuk dua pelaku yang telah tertangkap selain oknum tentara desersi, diduga kuat adalah jairngan penggelapam mobil yang cukup luas daerah operasinya karena antar pulau. Hal ini dibuktikan dengan korban-korbannya yang tersebar antar pulau," kata Kapolres Lumajang AKBP Tejo Wijanarko kepada detiksurabaya.com, Jumat (29/10/2010).

Modus penggelapannya, mereka menyewa mobil-mobil yang direntalkan. Setelah dibawa pelaku, mobil kemudian dibawa kabur dengan mengganti plat nomor palsu dan dilengkapi STNK palsu. "Kami masih memperdalam dengan penyidikan untuk mengetahui siapa yang menjadi aktornya. Sedangkan, untuk oknum TNI yang kami tangkap, selanjutnya akan diserahkan ke CPM guna dikembangkan dan ditindaklanjuti," bebernya.

Sementara Komandan CPM Unit Hartib (Pemeliharaan Ketertiban) Lumajang Peltu Sunandar saat dikonfirmasi wartawan, mengakui jika salah-satu tersangka yang ditangkap adalah oknum TNI AD dengan status desersi. "Benar, salah seorang yang ditangkap adalah oknum TNI AD yang bertugas di Korem 083 Baladhika Jaya berpangkat Praka yang terbukti desersi. Karena terbukti desersi, maka ia akan dikenakan pasal 87 ayat 4 KUHP. Sedangkan, untuk pengembangan peggelapan kelima unit mobil ini, kami akan melakukan penyidikan terlebih dulu, apakah nantinya ia terbukti tersangkut ataukah tidak," jelas Peltu Sunandar.

Oknum TNI merampok, dihajar warga

Saturday, 30 October 2010 02:12
MEDAN - WASPADA ONLINE. Seorang anggota TNI diserahkan warga ke Polsekta Percut Seituan, usai merampok pengendara sepeda motor di Jalan Besar Tembung, Kecamatan Percut Seituan. Usai dihajar warga, oknum TNI berinisial Prajurit Satu (Pratu) MJZ (30) diserahkan warga ke petugas Polsekta Percut Seituan. Informasi yang diperoleh di kepolisian tadi malam, menyebutkan korban M Roma Doli Lubis (21), warga Desa Sei Rotan, Kecamatan Percut Seituan, mengendarai sepeda motor Suzuki BK 3484 AAF hendak pulang ke rumahnya. Namun, saat melintas di jalan besar Tembung, Dusun I Desa Sei Rotan, tiba-tiba sepeda motor korban dipepet oleh tersangka yang juga mengendarai sepeda motor. Tersangka MJZ menyuruh korban agar memberhentikan sepeda motornya.

Setelah menanyakan surat-surat kendaraan dan identitas korban, tersangka meminta agar korban menyerahkan handphone Nokia N-73 supaya sepeda motornya tidak ditahan. Namun, belum sempat menyerahkan HP tersebut, oknum TNI itu langsung merampas HP korban dan melarikan diri.Sadar dirinya jadi korban perampokan, Roma spontan berteriak. Untung saja, teriakan korban didengar sejumlah warga yang berada tak jauh dari lokasi kejadian. Oknum TNI tersebut akhirnya berhasil dikepung warga dan dihajar. Selanjutnya, tersangka MJZ segera diserahkan ke Polsekta Percut Seituan. Dalam pemeriksaan di Mapolsekta Percut Seituan, tersangka MJZ mengaku sebagai anggoa TNI yang bertugas di salah satu batalion di Medan. Sekitsr pukul 10:00, tersangka MJZ diserahkan ke Den POM I/5 Medan berikut barang bukti dua unit sepeda motor dan 1 HP Nokia N73.

Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam I/BB Letkol Caj Asren Nasution, mengtakan setiap anggota TNI yang melakukan tindakan kriminal akan diperiksa oleh Polisi Militer. Oknum tersebut nantinya akan diperiksa pasal berapa yang dilanggar, baru dijatuhi hukuman.
Editor: SASTROY BANGUN

MA Tegaskan Tak Persulit Izin Cerai Prajurit TNI

Tribunnews.com - Jumat, 29 Oktober 2010 15:52 WIB
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mahkamah Agung tidak mempersulit izin perceraian bagi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI). Hal tersebut menyusul adanya surat dari Panglima TNI kepada Mahkamah Agung khususnya untuk hakim-hakim di peradilan agama agar tidak mempermudah proses cerai dan poligami para anggota TNI, sebagaimana terungkap dalam Rapat Kerja Nasional MA 2010.

"Ini bukan dipersulit, karena memang persyaratanya begitu," ujar Ketua Mahkamah Agung, Harifin Tumpa saat ditemui di gedung Mahkamah Agung, Jumat(29/10/2010).Menurut Tumpa, pengajuan gugatan cerai yang diajukan prajurit TNI tidak bisa dipandang dari segi administratif saja walau prajurit TNI wajib mengajukan izin terlebih dahulu kepada atasannya. Pertimbangan yuridis dibalik permohonan cerai itu akan lebih didahulukan. "Kalau ketentuan yuridis sudah memenuhi syarat tidak bisa hanya alasan admnsitratif itu. Hanya memang, ada ketentuan supaya izin diurus dulu. Tapi kalo alasannya sudah ada ya apa boleh buat," jelas Tumpa.

Tumpa juga menegaskan, anggota TNI memang diberikan kesempatan untuk tetap mendapatkan izin terlebih dahulu. Karena itulah, dengan adanya surat Panglima TNI tersebut, ketentuan perceraian anggota militer ini bukan berarti diperketat "Tentu kita sudah memperhatikan itu. Menyampaikan bahwa izin perceraian bersifat adminstratif," tandasnya. Permasalahan surat Panglima TNI mencuat dalam Rakernas MA 2010 di Balikpapan. Surat itu sendiri diberikan ke MA dengan landasan Peraturan Panglima TNI No. Perpang/11/VII/2007 tentang Tata Cara Pernikahan, Perceraian, dan Rujuk bagi Prajurit.

Sementara itu, MA sendiri memiliki Surat Edaran (SEMA) No.5 Tahun 1984 tentang Petunjuk Pelaksanaan PP No.10 Tahun 1983. SEMA ini memberi waktu selama enam bulan bagi PNS untuk meminta izin atasannya. Apabila tenggat waktu itu berakhir, dan PNS tersebut bisa melanjutkan perkaranya. Tapi, hakim diharuskan memberi peringatan kepada yang bersangkutan merujuk pada PP No.10 Tahun 1983 yang memuat sanksi-sanksi pemberhentian sebagai PNS.Penulis: Willy_Widianto Editor: prawiramaulana.

Kekerasan Berlanjut Karena OPM Tak Rela Papua Dalam Wadah NKRI

Jum'at, 29 Oktober 2010 , 23:29:00 WIB
RMOL. Catatan panjang kasus kekerasan di Papua sampai saat ini masih berlanjut. Harus kita akui, akar permasalahan tindak kekerasan yang berkepanjangan di Papua karena pihak OPM tidak rela Papua tetap dalam bingkai NKRI. Disisi lain, TNI dan Polri tidak memberi ruang bagi OPM untuk terus berjuang mencapai cita-citanya, memisahkan Papua dari NKRI.

Sebagai warga masyarakat yang peduli terhadap perdamaian dan kesejahteraan rakyat Papua, kita harus mendesak pihak OPM untuk segera sadar dan menyerahkan senjatanya kepada aparat keamanan. Selain itu, agar Papua tidak terus dilanda konflik dan lepas dari NKRI seperti Timor Timur, maka Presiden selaku panglima tertinggi angkatan bersenjata, diharapkan segera mengeluarkan keputusan politik mengenai pengelolaan keamanan di Papua.

Keterlibatan dan pengerahan personil TNI merupakan kewenangan Presiden sesuai UU Pertahanan Negara. Termasuk perbantuan pasukan TNI ke Polri untuk misi operasi militer selain perang. Sementara kepada Gubernur Papua Barnabas Suebu untuk segera melakukan respon cepat terhadap semakin buruknya kondisi keamanan di Papua. Sesuai kewenangannya dalam UU Pertahanan Negara, bahwa dalam keadaan damai, maka pemerintah daerah memegang kendali keamanan teritorialnya.

Harapan kita semua, hendaknya Pemerintah Papua dan segenap masyarakat Papua serta lebih khusus pihak OPM untuk segera sadar dan bahu membahu dengan aparat keamanan menjaga perdamaian di Papua, karena menjaga perdamaian adalah juga kepentingan yang lebih besar bagi kemanusiaan.
Syarifudin

Desain Pertahanan Indonesia Tidak Jelas

Laporan wartawan KOMPAS Nina Susilo
Jumat, 29 Oktober 2010 | 23:52 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Desain strategi serta postur pertahanan dan keamanan Indonesia saat ini dianggap tidak jelas. Meskipun kebutuhan pertahanan minimal sudah digagas, postur pertahanan Indonesia sudah sangat ketinggalan. Sementara itu, revitalisasi industri strategis Indonesia masih mencoba mencari arah.Hal ini terungkap dalam diskusi bertajuk Revitalisasi Industri Strategis Indonesia di Sasana Diskusi Ruang Cakra Gedung C FISIP Universitas Airlangga, Jumat (29/10/2010).

Hadir sebagai narasumber dalam diskusi yang diikuti dosen dan mahasiswa, pengajar jurusan Matematika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Subchan, dan peneliti Centre for Strategic and Global Studies (CSGS) Departemen Hubungan Internasional FISIP Unair, Djoko Sulistyo. Setelah reformasi, kata Djoko, banyak slogan yang dikeluarkan pemimpin Indonesia. Terakhir, dalam pidato kenegaraan di depan DPR dan DPD pada 16 Agustus, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, akan menempuh politik luar negeri ke segala arah.

Dengan demikian, Indonesia akan mempunyai sejuta kawan, tanpa musuh (a million friends, zero enemy ). "Kalau paradigma itu yang dikembangkan, postur pertahanan tidak menjadi prioritas dan tidak perlu ada industri pertahanan yang menjadi pendukung," tutur Djoko Sulistyo.Namun, lanjut Direktur Riset CSGS Joko Susanto, slogan ini sangat bertentangan dengan Rancangan Undang-Undang tentang Revitalisasi Industri Strategis Pertahanan dan Keamanan.Sebab, dalam RUU yang mulai dibahas di Kementerian Hukum dan HAM, industri strategis lebih pada produksi alat-alat perang. Ini seakan-akan Indonesia akan perang dalam lima tahun ke depan.

Industri strategis yang bermanfaat untuk masyarakat dan negara seperti pengembangan sarana transportasi massal, teknologi informasi, atau teknologi nano malah tidak mendapat tempat dalam pembahasan RUU itu. Padahal, berbagai industri strategis seperti itu akan membuat Indonesia berdaya saing dan mandiri.Kenyataannya, menurut Subchan, industri pertahanan Indonesia saat ini ketinggalan jauh dari negara lain kendati sebelum reformasi sempat disegani di Asia. Subchan pernah menerima penghargaan di bidang teknologi persenjataan tanpa awak dari Kementerian Pertahanan Inggris Raya.

Menurut Subchan, pada 1990-an, Indonesia memiliki PT Inka, PT PAL, PT Dirgantara Indonesia, dan PT Pindad. Kini, perusahaan-perusahaan ini sulit berkembang karena tidak ada perhatian dari pemerintah. Dari anggaran untuk kekuatan minimum esensial yang memerlukan Rp 11 triliun, hanya dialokasikan Rp 2 triliun. Para pimpinan juga lebih senang mengadakan alat utama sistem persenjataan dari luar negeri. Pertama, makelar akan mendapat untung. Selain itu, membeli dari luar negeri artinya membuka kesempatan untuk berjalan-jalan dan mendapatkan uang dinas.

"Ada juga kendala ketidakmampuan bekerja bersinergi. Para ahli mencari proyek sendiri-sendiri. Padahal, bila kemampuan pakar di Indonesia dipetakan dan semua disinergikan, bukan tidak mungkin ada kemandirian dalam industri pertahanan keamanan," katanya.Untuk mengefektifkan pelaksanaan dan pengembangan industri pertahanan, dibentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP).

Peraturan Presiden tentang KKIP sudah disetujui 12 Juli 2010 meskipun dirasa kurang sempurna karena belum melibatkan Kementerian Pendidikan Nasional sebagai yang menangani pendidikan sumber daya manusia.Kini, diharapkan RUU Revitalisasi Industri Strategis lebih luas, bermanfaat, dan mampu meningkatkan daya saing Indonesia.

Kodam XII Bentuk Sekolah Khusus Sepakbola

Jumat, 29 Oktober 2010, 16:20 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK--Kepala Staf Komando Daerah Militer XII Tanjungpura Brigadir Jenderal TNI Armyn Alianyang menyatakan, Kodam akan membentuk sekolah khusus sepak bola untuk mencari atlet sepak bola unggul. "Kami sudah membuka perekrutannya sejak Rabu (27/10) guna mencari atlet sepak bola yang unggul, yang kemudian akan mengikuti sekolah khusus bidang olah raga sepak bola milik TNI di Persatuan Sepak Bola Angkatan Darat," ujarnya.

Armyn menjelaskan, dibentuknya sekolah khusus bidang olah raga tersebut, agar dunia olah raga khususnya sepak bola di Kalimantan Barat bisa berkembang pesat hingga bisa mengharumkan daerahnya, baik di tingkat nasional maupun internasional. "Niatnya kami akan membentuk satu sekolah khusus sepak bola guna memperkuat klub PSAD tetapi para pemainnya dari sipil," kata Armyn.

Menurut Kasdam XII/TPR, saat ini baru empat atlet luar atau sipil yang memperkuat tim PSAD. "Kami berharap tim itu akan memperkuat kami di pertandingan tingkat nasional," katanya. Pola perekrutan atlet dari luar tidak menjadi persoalan asal bisa membawa nama baik tim. "Atlet tersebut akan ikut bertanding di Jawa namun belum tahu lokasinya apakah di Semarang, Bandung atau Magelang," jelasnya.

Kodam XII/TPR baru-baru ini telah mengirim 15 orang yang berpangkat Secaba untuk dilakukan seleksi di PSAD pusat, hanya tiga diantaranya yang lolos, selebihnya tidak memenuhi syarat dari segi fisik, kata Armyn.
Red: Djibril Muhammad

Perilaku Manusia Indonesia Menyimpang

29-Oct-2010
indosiar.com, Jakarta - "Dewasa ini kita menyaksikan adanya kerisauan di sebagian kalangan terhadap perilaku manusia Indonesia yang menyimpang dari akhlak atau karakter mulia," Kasad Jendera TNI George Toisutta menyebut perilaku perilaku menyimpang itu telah terjadi di seluruh lapisan manusia Indonesia sejak lama. Mulai tingkat masyarakat sipil ditingkat bawah, sampai kepada posisi pembuat kebijakan atau pimpinan.

"Kalau saya seorang pemimpin, berarti sikap saya harus menunjukkan sebagai pemimpin, kemudian mengajak orang orang disekitar, kalau tidak ada pendidikan budi pekerti, jangan saling menghujat para pamongnya".

Tapi kata George, sekarang ini para pemimpinya tidak mencontoh dengan baik, suka menghujat, suka menyalahkan orang lain tapi kita tidak melihat diri. Yang paling efektif menurut kasad, adalah memberi contoh dengan memperlihatkan, bukan dengan disuruh mendengarkan.(Her)

TNI-AL Bentuk Satgas Penanggulangan Gempa

Jumat, 29 Oktober 2010 | 21:39 WIB
Padang, POS KUPANG.Com - Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Danlantamal) II Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Laksamana Pertama, TNI-AL Aswad, menyatakan TNI-AL telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) penanggulangan gempa dan Tsunami yang menimpa warga di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Hal ini dikatakan oleh Danlatamal II Teluk Bayur, Laksamana Pertama, TNI-AL, Aswad, ketika persiapan kebarangkatan beberapa orang personil TNI-AL ke Kabupaten Mentawai, Jumat (29/10).

"Kita telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) penanggulangan gempa dan Tsunami yang menimpa kepulauan Mentawai,"kata Danlatamal II Teluk Bayur, Laksamana Pertama, TNI-AL, Aswad. Menurutnya, Satgas yang telah dibentuk tersebut guna membantu misi kemanusia bagi korban gempa dan Tsunami di Kabupaten Mentawai."Disamping itu Satgas juga mengobati warga yang berada di tempat pengungsian serta mendirikan Rumah Sakit Lapangan di Kabupaten Mentawai," katanya.

Dia menambahkan, disamping itu Satgas TNI-AL juga membantu dalam pencarian warga yang hilang dan korban tewas akibat diterjang gempa dan tsunami. "Mereka akan bergabung dengan Tim SAR yang telah lama berada di Kabupaten Mentawai dalam pencarian warga yang hilang muapun korban tewas," katanya. Dia mengatakan, kita juga mengerahkan beberapa buah kapal perang dalam membawa barang bantuan kemanusia bagi korban gempa dan Tsunami.

"Sudah beroperasi ke Mentawai untuk misi kemanusian yakni KRI Tanah Rencong, serta KRI Teluk Manado,"katanya. KRI Tanah Rencong datang pada Rabu (27/10) membawa tim medis, serta obat-obatan untuk membantu korban gempa dan Tsunami. "Sedangkan KRI Teluk Manado sudah merapat ke Pelabuhan Sikakap Kabupaten Mentawai pada Jumat (29/10).

Dia menambahkan, ada beberapa kapal milik TNI-AL yang akan datang untuk membawa barang bantuan ke Kabupaten Mentawai, yakni KRI Imam Bonjol, KRI Gilimanuk. "Disamping itu ada satu Pesawat Hercules milik TNI-AL yang digunakan untuk mendistrubusikan barang bantuan dari para donatur," katanya.

Ada dua kapal perang lagi yang mau berangkat untuk misi kemanusian dalam membantu kroban gempa dan Tsunami di Kabupaten Mentawai. "Kapal yang mau berangkat tersebut yakni KRI Peleng dan KRI Sabang," kata Aswad. Berdasarkan data BPBD Sumbar, jumlah meninggal dunia yang berhasil ditemukan sebanyak 413 orang, jumlah korban luka berat tercatat 207 orang dan luka ringan 142 orang.

Jumlah rumah warga yang rusak berat dan yang hilang diseret tsunami terdata sebanyak 517 unit dan yang rusak.(ant)

Jumat, 29 Oktober 2010

DAFTAR ISI KLIPING TGL 29 OKTOBER 2010

Ksad: TNI Siap Bantu Bencana di Indonesia Kapanpun

Banda Aceh, (Analisa)

Kepala Staf Angkatan Darat (Ksad), Jenderal TNI George Toisutta menegaskan TNI khususnya TNI-AD siap diterjunkan kapan pun dalam menghadapi bencana alam yang sering melanda berbagai daerah. TNI akan selalu tampil di depan dalam membantu masyarakat yang menghadapi bencana. Berbagai bencana yang terjadi, seperti yang baru-baru ini di Wasior Papua dan Gunung Merapi Yogyakarta, prajurit TNI telah terjun ke lapangan dalam membantu masyarakat. Sedangkan untuk bencana gempa dan tsunami di Mentawai Sumatera Barat, bala bantuan dari TNI telah diberangkatkan ke lokasi bencana.

"Jadi tidak ada ada istilah tidak siap, kapanpun ada bencana TNI selalu siap membantu masyarakat," tegas Ksad kepada wartawan seusai sertijab Pangdam IM dari Mayjen TNI Hambali Hanafiah kepada Mayjen TNI Adi Mulyono di Lapangan Blang Padang Banda Aceh, Rabu (27/10). Dalam arahannya, Ksad mengingatkan seluruh jajaran Kodam IM untuk tetap siap dalam mempertahankan NKRI. Tantangan yang dihadapi TNI ke depan semakin komplek, maka kesiapan prajurit TNI harus terus ditingkatkan.

Tegakkan Kedaulatan

Dikatakan, sebagai kotama operasional tni dan kotama pembinaan TNI-AD, Kodam IM bertugas pokok menegakkan kedaulatan negara dan mempertahankan keutuhan wilayah darat di daerah Aceh serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Tugas tersebut harus dilaksanakan secara terus menerus untuk membangun kemampuan dan kekuatan, sehingga prajurit dan satuan jajaran kodam iskandar muda selalu solid dan profesional di bidangnya, tangguh di setiap medan penugasan, memiliki wawasan kebangsaan yang kuat serta selalu mencintai atau dicintai oleh rakyatnya. Untuk itu, segenap warga Kodam Iskandar Muda harus senantiasa menjalankan fungsi utama pembinaan teritorial dengan pikiran, sikap dan tindakan yang positif, karena keberhasilan pelaksanaan tugas yang diemban kodam, sangat ditentukan oleh soliditas para prajurit Kodam Iskandar Muda dengan masyarakatnya di wilayah Aceh.

Pemahaman ini penting, mengingat tugas-tugas komando kewilayahan menuntut setiap prajurit untuk senantiasa menjaga dan memelihara hubungan dan kerjasama yang harmonis dengan segenap komponen bangsa, mendukung kesiapsiagaan satuan dan memberikan rasa aman bagi masyarakat secara profesional. "Oleh karena itu, tindakan cegah dini dan deteksi dini sangat diperlukan dalam menghadapi dan mengantisipasi setiap permasalahan yang berkembang di wilayah ini," tegas Ksad.

Sangat Diutamakan

Selain itu, kewaspadaan dan kepekaan terhadap hal-hal yang mungkin dapat menimbulkan dampak negatif dan merugikan bangsa dan negara, dapat ditekan seoptimal mungkin. Itulah sebabnya kesiapsiagaan satuan dan perorangan yang dilandasi oleh profesionalitas keprajuritan, sangat diutamakan. Pangdam yang baru Mayjen TNI Adi Mulyono kelahiran Madiun 29 Juli 1955, sebelum ditugaskan menjadi Pangdam IM menjabat Pangdivif 1 Kostrad merupakan lulusan Akabri 1981 dan memulai karirnya di jajaran Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad).

"Pangdam lama Mayjen TNI Hambali Hanafiah yang merupakan lulusan Akabari tahun 1978, selanjutnya akan menjabat Asops Kepala staf Umum (Kasum) TNI," ujar Kapendam IM Letkol Caj Yuli Marjoko kemarin. Kapendam mengungkapkan, Pangdam yang baru mengawalkan karirinya sebagai Danton 1/C Yonif 503/18/2 kostrad tahun 1981, lalu Danki C Yonif 503/18/2 Kostrad tahun 1983, Danki B Yonif 501/18/2 Kostrad 1987.

Selepas dari pasukan, tahun 1993 dipercaya sebagai Kasdim 1636 Rem 164 Kodam IX/Udayana. Diawal tahun 2001 dipercaya sebagai Dan Brigif Linud 17/1 Kostrad, lalu tahun 2003 dipercaya sebagai Asren Kostrad dan tahun 2006 menjabat sebagai Dan rem 131/STG Kodam VII/Wirabuana.

Selepas menjabat Danrem, karir Mayjen TNI Adi Mulyono terus menanjak dengan dipercayakan sebagai Ir -Kostrad tahun 2008, setahun kemudian Irum Itjenad dan pada tahun 2009 menjabat Pangdivif 1 Kostrad dan pada akhir Oktober dipercaya sebagai Pangdam IM. (irn)

KASAD : PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA HARGA MATI

Oleh : Siswari

28-Oct-2010, 15:56:03WIB

Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI George Toisutta menegaskan, pembangunan karakter bangsa sudah menjadi harga mati pada masa ini. Perilaku-perilaku menyimpang yang telah membudaya hanya dapat diberantas secara tuntas dengan mengubah pola pikir dan karakter pelaku.

Hal ini ditegaskan Kasad ketika membuka seminar pembangunan moral dan karakter bangsa, yang diselenggarakan Dinas Pembinaan Mental Angkatan Darat, di Balai Komando Kopassus Cijantung, Jakarta. Kamis (28/10). " Terkadang, sulit untuk menentukan parameter yang sesuai untuk itu. Terlebih dengan kemajemukan bangsa Indonesia. Di sinilah kita semestinya kembali kepada nilai-nilai luhur bangsa yang terkandung dalam Pancasila ", tambah Kasad.

Menurut Kasad, Pancasila yang telah ditetapkan sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia sudah sepantasnya dijaga oleh seluruh rakyat Indonesia. Begitu pula dalam pelaksanaannya, harus dilaksanakan dengan kesadaran dan kemauan sebagai bangsa Indonesia. Kasad menambahkan, hal ini diperlukan agar seluruh pengambil kebijakan tidak hanya manis dalam konsep-konsep untuk membangun bangsa dan janji-janji manis untuk mencapai tujuan bangsa tetapi juga solusi yang jitu untuk menghadapi permasalahan bangsa.

" Dewasa ini kita menyaksikan adanya kerisauan di sebagian kalangan masyarakat terhadap perilaku manusia Indonesia yang dinilai menyimpang dari akhlak atau karakter mulia. Mereka telah tidak mampu lagi membedakan antara perilaku yang terhormat dan terpuji dengan perbuatan yang hina dan tidak bermartabat, kata Kasad.

Menyikapi kondisi saat ini, menurut Kasad, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam berbagai kesempatan menyatakan perlunya character and nation building, dan agar kondisi masyarakat tidak meluncur Iebih buruk, maka harus segera diupayakan pembangunan kembali karakter bangsa, rebuilding the nation.

Merujuk pada gagasan dan kerisauan yang timbul dalam masyarakat tersebut, TNI Angkatan Darat mencoba menyelenggarakan sebuah seminar tentang "Pembangunan Moral dan Karakter Bangsa", untuk mengupas dan mencari sebuah format tentang bagaimana membangun moral dan karakter bangsa itu diselenggarakan, tegas Kasad.
(Kasubdis Penum Letkol Inf Dedy Agus Purwanto, SH/Dispenad)

Pangdam Jaya Rayakan HUT Bersama Prajurit

Kamis, 28 Oktober 2010 - 20:29 WIB

JAKARTA (Pos Kota) – Seorang pemimpin harus dekat dengan prajuritnya, itulah yang yang ditunjukan oleh Mayor Jenderal TNI Marciano Norman Panglima Kodam Jaya/Jayakarta ketika merayakan Hari Ulang Tahunnya di ruang Loby Makodam Jaya Jl. Mayjen Sutoyo No 5 Cililitan Jakarta Timur, Kamis (28/10).

Begitu turun menuju ruang Loby Makodam Jaya Jenderal Bintang Dua yang pernah menjabat Komandan Passpampres tersebut langsung disambut nyanyian Selamat Ulang Tahun dari para prajurit yang juga Pejabat Teras Kodam Jaya bersama istri masing-masing. Perayaan Ulang Tahun Pangdam Jaya kali ini dilaksanakan secara sederhana dengan diawali sambutan Kepala Staf Kodam Jaya Brigjen TNI Ibrahim Saleh mewakili warga Kodam Jaya/Jayakarta.

Sebagai puncak acara Pangdam Jaya/Jayakarta memotong tumpeng dan menyerahkannya kepada Ny. Triwatty Marciano, orang yang selama ini mengerti dan menerima kelebihan dan kekurangan Mayjen TNI Marciano Norman,56, yang selalu berobsesi menjadikan prajurit Kodam Jaya menjadi Prajurit yang profesional dan dicintai rakyatnya.

Dalam kata sambutannya Mayor Jenderal TNI Marciano Norman menyampaikan bahwa, dalam sebuah kehidupan keluarga masing-masing harus bisa saling menerima dan mengerti akan kelebihan dan kekurangan yang ada di diri masing-masing, sehingga kita terhindar dari hal-hal yang bisa merusak kehidupan rumah tangga.

Acara diakhiri dengan pemberian ucapan selamat Ulang Tahun dari para prajurit dan penyerahan kado Ulang Tahun dari warga Kodam Jaya yang disampaikan oleh Kasdam Jaya Brigjen TNI Ibrahim Saleh beserta istri.

Komandan Kontingen Garuda Sematkan Medali PBB

Kamis, 28 Oktober 2010 - 16:28 WIB

LEBANON (Pos Kota) – Kolonel Inf Restu Widiyantoro selaku Komandan Kontingen Indonesia didampingi oleh Dansatgas Indo Force Protection Company (FPC) Letkol Inf Fulad menyematkan medali penghargaan United Nation/Medali PBB kepada seluruh prajurit TNI Satgas Indo FHQSU serta Indo FPC yang bertugas di Markas Besar UNIFIL di bawah naungan United Nations Interim Force In Lebanon (UNIFIL), bertempat di lapangan Sudirman Camp, Naqoura-Lebanon, Rabu (27/10).

Medali PBB tersebut, disematkan dalam suatu upacara khusus yang dipimpin oleh Inspektur Upacara (Irup) Kolonel Inf Restu Widiyantoro. Bertindak selaku Komandan Upacara yakni Kapten CHB Hisar Panusunan Silaen yang sehari-hari menjabat sebagai Perwira Perhubungan (Pahub) Indo FPC dan merupakan lulusan Akmil tahun 2001.

Menurut Komandan Kontingen Indonesia, beberapa waktu lalu Force Commander UNIFIL Mayjen Alberto Asarta Cuevas telah menyematkan Medali PBB kepada perwakilan prajurit TNI yang bertugas di Lebanon. Namun, tidak semua prajurit TNI ikut disematkan karena banyak prajurit TNI yang tetap melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai Pasukan Pemelihara Perdamaian di Lebanon seperti tugas patroli, Observation Post, Penjagaan Gerbang / Pintu Masuk (Main Gate). Oleh karenanya, dilaksanakan upacara khusus untuk menghormati maupun menghargai rekan-rekan prajurit TNI yang belum disematkan Medali PBB.

Dalam upacara yang berlangsung singkat dan khidmat tersebut, dilaksanakan penyematan Medali PBB oleh Irup kepada perwakilan Kontingen Garuda, meliputi Mayor Inf Suharma Zunam (Quarter Master Indo FHQSU), Mayor Adm Syamsu Nurokhman (Kasimin Indo FHQSU), Mayor Laut (KH) Koko Komarudin (Kasilog Indo FHQSU) dan Kapten Chb Hisar Panusunan Silaen (Pahub Indo FPC).

Setelah penyematan terhadap perwakilan, dilanjutkan dengan penyematan kepada seluruh prajurit TNI oleh Dansatgas Indo FPC Letkol Inf Fulad dan Letkol Samosir serta diikuti oleh perwakilan yang sebelumnya disematkan oleh Inspektur Upacara. Usai penyematan medali, dilanjutkan dengan pembacaan sambutan dari Force Commander UNIFIL oleh Irup yang secara garis besar menyampaikan apresiasi UNIFIL kepada seluruh peacekeeper Kontingen Garuda yang telah melaksanakan tugas dengan maksimal sesuai fungsi dan tanggung jawab masing-masing, baik Satgas Indo FHQSU Konga XXVI-B1/UNIFIL, Indo FPC Konga XXVI-B2/UNIFIL, Satgas POM TNI Konga XXV-B/UNIFIL, Satgas Batalyon Mekanis Konga XXIII-D/UNIFIL dan Staf di Sektor Timur UNIFIL serta di Markas Besar UNIFIL. Pada kesempatan tersebut, Mayjen Asarta Cuevas menyampaikan secara langsung apresiasi PBB terhadap berbagai kegiatan Kontingen Garuda yang dilakukan secara profesional dan dedikatif dalam tugas pokok operasional peacekeeper.

Sebagai wujud syukur atas penghargaan dan telah disematkannya Medali PBB kepada semua prajurit TNI yang bertugas di Lebanon sebagai peacekeeper, malam harinya bertempat di Sudirman Camp, Satgas Indo FHQSU dan Satgas Indo FPC Konga XXVI-B2 mengadakan acara syukuran yang dipimpin oleh Komandan Kontingen Indonesia sekaligus Dansatgas Indo FHQSU Kolonel Inf Restu Widiyanto didampingi Dansatgas FPC Letkol Inf Fulad. Acara tersebut juga dihadiri oleh Komandan Satgas Polisi Militer dari Tanzania Letkol William Likanganga, Dansatgas 2nd Indo Force Protection Company (2nd Indo FPC) Kompi Mekanis Konga XXIII-C1 Kapten Imam Wicaksana serta para Staff Officer yang bertugas di Markas Besar UNIFIL. (puspen/syamsir)

INDOBATT PANEN ZAITUN DENGAN WARGA LEBANON SELATAN

29-Oct-2010, 04:35:48WIB

(Adshit Al-Qusayr; 27/10) Indonesian Battalion kembali bekerja bersama-sama untuk menuai hasil perkebunan Zaitun milik warga Lebanon Selatan Mr. Abed Jober dan Mr. Ramziya Jober, pada Minggu (24/10) di ladang Zaitun yang terletak di desa Bani Hayyan, salah satu desa yang berada didalam Area Operation (AO) Kompi Mekanis A Indobatt.
Sebelumnya, rombongan Satuan Tugas Batalyon Mekanis Kontingen Garuda XXIII-D/ UNIFIL (Indonesian Battalion/ Indobatt) yang dipimpin Kasi CIMIC (Civil Military Coordination) Mayor Inf Ro’is Nahruddin, menuju gedung municipality Bani Hayyan dan bertemu dengan Mayor (istilah untuk pemimpin administrasi desa di Lebanon Selatan) Mr. Yehya Jober. Disambut dengan penuh kekeluargaan, Mr. Yehya Jober menyatakan dengan antusias menerima uluran tangan Indobatt untuk membantu warga Bani Hayyan memanen buah Zaitun.

Selanjutnya, sesuai dengan rencana, prajurit Indobatt didampingi oleh Pasi CIMIC Mayor Laut (T) Arie Cahyo Nugroho dan Kapten Inf Chairi Suhanda, menuju ke ladang Zaitun yang kebetulan berada tidak jauh dari gedung municipality. Setelah menerima beberapa petunjuk singkat dari Kasi CIMIC agar bertindak ekstra hati-hati didalam memperlakukan pohon Zaitun, selanjutnya seluruh anggota yang berjumlah dua puluh lima personil, gabungan dari Kompi Mekanis A dan dari markas batalyon, bekerja bahu-membahu memetik buah Zaitun.

Sejauh mata memandang, terhampar puluhan pohon Zaitun, pohon kecil tahunan dan berwarna hijau abadi, yang menurut pemiliknya, Mr. Abed Jober (75 tahun), pohon Zaitun ini sepanjang tahun tidak mengalami perubahan warna daun dan tidak berguguran daunnya saat memasuki musim dingin di Selatan Lebanon. Bahkan buahnya dapat dimakan mentah ataupun jikalau diawetkan dapat sebagai penyegar.

Selanjutnya, dikatakan buah Zaitun yang sudah tua diperas dan minyaknya diekstrak menjadi minyak Zaitun yang dapat dipergunakan untuk berbagai macam keperluan. Minyak ini dapat digunakan sebagai bumbu salad dan belakangan banyak digunakan untuk bahan kosmetik yang dapat menjaga kelembaban dan kekencangan kulit sehingga diyakini dapat menjadikan kulit awet muda. Kebun Zaitunnya ini merupakan milik keluarganya dari generasi ke generasi. “Zaitun mulai berbuah saat berumur lima tahun dan usianya dapat mencapai ribuan tahun, sehingga yang tadinya perdu telah menjadi pohon besar”, ujarnya dengan mimik serius, dengan dibantu terjemahannya oleh Assistant Language and Interpreter Indobatt Ms. Amal Kawadji. Mr. Abed Jober masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan Mayor Bani Hayyan Mr. Yehya Jober.

Tak hanya sampai disini, kiprah Indobatt di dalam membantu anggota masyarakat Lebanon Selatan di dalam memanen Zaitun. Menurut penjelasan Mayor Inf Ro’is Nahruddin, kegiatan ini telah dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan sejak beberapa minggu lalu. Telah dilaksanakan juga di dalam compound Indobatt UN Posn 7-1 tepatnya di desa Adshit Al-Qusayr. Dimana terdapat kebun Zaitun yang terletak di sudut compound. Adalah Lettu Sus Adhinul Ichtiadi dan Lettu Inf Syahrul Ramadhan selaku Pasi CIMIC yang mengkoordinir kegiatan panen Zaitun bersama-sama warga setempat.

Dari kegiatan ini, warga lokal sangat berterimakasih atas bantuan tenaga yang telah diberikan oleh prajurit UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) khususnya oleh Indonesian Battalion. Selain itu pula, aktivitas ini menambah pengalaman bertugas prajurit TNI selaku Peacekeepers serta menambah pengetahuannya akan pohon abadi yang tidak pernah gugur daunnya saat musim salju sekalipun. Kumpulan buah Zaitun yang menjuntai dipanen dengan cara menggunakan sejenis alat seperti garpu besar, sehingga sekali ayunan akan berjatuhan banyak buah Zaitun, dimana sebelumnya telah digelar terpal untuk menadah buah-buah Zaitun yang berjatuhan.

Tangkai Zaitun berdaun sering dipakai sebagai lambang perdamaian dan telah lama menjadi bagian kebudayaan Barat. Di dalam masyarakat ini dahan Zaitun menjadi lambang perdamaian dan telah ditanam sejak ratusan tahun yang lalu untuk diambil buahnya yang sedap.

(Perwira Penerangan Konga XXIII-D/Unifil /Dispenad)

Penerbad Siagakan Helikopter untuk Merapi

28 Oktober 2010 | 20:35 wib

Semarang, CyberNews. Penerbad akan menerjunkan dan menyiagakan seluruh Skadron yang menaungi pesawat helikopter maupun Casa untuk mendukung tugas operasi kemanusiaan. Seperti halnya bencana meletusnya gunung Marapi. Hal tersebut diungkapkan Dan Puspenerbad Brigjen TNI Nabris Haska usai memimpin serah terima jabatan Dan Lanumad A Yani Semarang dari Kolonel CPN Dony Ahmad Nurjaman kepada Kolonel CPN Priyo Jatmiko di Appron Lanumad A Yani, Kamis (28/10). "Ada dua helikopter Bell dari Skadron 11/Serbu yang telah kami siagakan untuk membantu misi kemanusiaan di bencana Merapi," jelasnya.

Menurutnya, penerbad akan menyiagakan seluruh pesawat di skadron-skadronnya agar ketika ada perintah dari komando atasan bisa segera mengoperasikannya. Hingga saat ini, Penerbad kami sudah mengoperasikan dua pesawat helikopter di Papua untuk mem-'backup' penanganan bencana di Wasior serta dua helikopter MI 17 dari Skadron 31/Serbu ke Padang untuk misi kemanusian bencana Mentawai. "Helikopter-helikopter jenis angkut pasukan yang kita terjunkan tersebut untuk mendukung evakuasi dan 'droping' logistik di daerah bencana serta pemantauan wilayah," jelasnya.

Setelah sertijab, mantan Dan Lanumad A Yani, Kolonel CPN Donny AN selanjutkan akan menempati jabatan sebagai Sekretaris Puspenerbad. Sedangkan Kolonel CPN Priyo Jatmiko yang kini menjabat Lanumad A Yani Semarang sebelumnya menjabat sebagai Dirbincab Puspenerbad.

( Maulana M Fahmi /CN14 )

Kamis, 28 Oktober 2010

DAFTAR ISI KLIPING TGL 28 OKTOBER 2010

Prajurit TNI & Tim Arta Graha Peduli Satukan Hati

inilah.com/Agung Rajasa

Oleh: Bayu Hermawan

Nasional - Kamis, 28 Oktober 2010 | 00:29 WIB

INILAH.COM, Selat Sunda - Malam ini tim Artha Graha Peduli bersama prajurit TNI dalam perjalanan menuju Mentawai menumpangi kapal mi KRI Teluk Manado.

Meski di kapal KRI Teluk Manado terdiri dari beberapa tim yang berbeda, namun kesamaan tujuan membuat setiap orang bisa dengan cepat berbaur. Keakraban pun terasa di kapal KRI Teluk Manado.

Keakraban terasa saat menjelang malam, beberapa wartawan dan sukarela dari Artha Graha Peduli, serta prajurit dari batalyon kesehatan Kostrad dan awak kapal KRI Teluk Manado, sama-sama bahu membahu menyiapkan tempat bagi tim relawan untuk beristirahat.

Hal ini dikarenakan, KRI Teluk Manado memang tidak disiapkan untuk mengangkut orang, namun lebih pada mengakut barang muatan. Keakraban kembali terasa saat makan malam tiba.

Meski hanya bersantap malam secara sederhana, namun suasana yang ada membuat setiap orang bisa makan dengan lahap. Artha Graha sendiri melalui Artha Graha Peduli mengirimkan bantuan berupa bahan makanan, obat-obatan, pakaian, selimut serta kebutuhan lain.

Bantuan ini merupakan yang pertama dikirimkan ke Mentawai, sebelum bantuan berikutnya direncanakan akan dikirimkan menyusul. [mah]

Tiga Batalion Diterjunkan Ikut Latsitardanus

Rabu, 27 Oktober 2010 , 08:48:00

Kasau saat melakukan pengecekan barisan di acara upacara LAKSITARDA yang di gelar di halaman kantor gubernur kalbar dihadiri pula pejabat tinggi TNI AD,AU serta Polri. (FOTO : Didit Setiawan/Equator)

PONTIANAK. Sebanyak tiga batalion dari Akademi Militer dan Akademi Kepolisian mengikuti Latihan Integritas Taruna Wreda Nusantara (Latsitardanus) ke XXXI 2010. Kegiatan dibuka Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI Imam Sufaat mewakili Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, dipusatkan di halaman Kantor Gubernur Kalbar, Selasa (26/10).


Latsitardanus yang diikuti 265 taruna itu merupakan realisasi kurikulum pendidikan integratif taruna akademi TNI dan Akpol tingkat III di akhir tugas pendidikan, sebelum dilantik menjadi perwira oleh Presiden.


“Latihan ini untuk memberikan pembekalan kepada para taruna di akhir tugas pendidikannya sebagai kader pimpinan TNI dan Polri. Tentunya dalam memberikan tugas pengabdian kepada bangsa dan negara,” kata Imam Sufaat kepada Equator, kemarin.

Sementara itu, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dalam sambutan dibacakan Kasau mengatakan, kegiatan ini bertujuan membentuk perwira TNI-Polri yang profesional, yang dilandasi jiwa juang dan semangat integritas, sebagai upaya membangun solidaritas TNI-Polri.

Latsitardanus ini, lanjutnya, untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat, dan demi kokoh dan kuatnya kehidupan sosial, budaya, kebersamaan, dan kesatuan dan persatuan nasional. Walau pada 2009 lalu kegiatan ini sempat pindah provinsi. Awalnya direncanakan di Kalbar, namun pengalihannya ke Jawa Barat.

“Bukan karena kesengajaan tapi semata-mata untuk membantu masyarakat Tasikmalaya yang dilanda musibah bencana alam. Kiranya masyarakat Kalbar menerima kehadiran para Taruna Akmil dan Akpol ini dalam karya bhaktinya untuk masyarakat,” harapnya.

TNI/Polri, kata Dia akan selalu berjuang dan bekerja keras bersama rakyat, apa yang ada pada rakyat, karena itu apa yang terbaik untuk rakyat, itulah yang terbaik bagi TNI/Polri. Dengan kebersamaan, dan kepedulian bersama rakyat, TNI/Polri siap membangun Provinsi Kalbar.

Pembukaan Latsitardanus ini diawali dengan upacara militer dengan inspektur upacara, Marsekal TNI Imam Sufaat dan dihadiri Gubernur Kalbar Cornelis, Pangdam XII Tanjungpura Mayjen Moeldoko, para Gubernur Akmil dari masing-masing angkatan, Gubernur Akpol, Kapolda Kalbar Brigjen Pol Sukrawardi Dahlan, Danlanal Pontianak, Kolonel Laut (P) Parno, Danlanud Supadio Kolonel Pnb Imran Baidirus dan Danrem 121/ABW Kolonel Inf Toto Rinanto.

Gubernur Kalbar, Drs Cornelis MH berharap kegiatan ini dapat berjalan lancar serta bermanfaat bagi para taruna serta masyarakat. Lokasi pelaksanaannya di Kota Pontianak, Kota Singkawang, Kabupaten Pontianak, Sambas, Landak, Kubu Raya, dan Kabupaten Sanggau.

“Kita harapkan semuanya berjalan lancar, mengenai pengawasan dilakukan pihak akademis mereka, dan dibantu Pemerintah Daerah setempat,” ujarnya. (jul)

Dua Polisi Dikeroyok di Kompleks Tentara

Kamis, 28 Oktober 2010 , 00:20:00

BINJAI - Dua anggota Polres Langkat, Sumatera Utara, Briptu Hendra Haryono (28) dan Brigadir Rahadin Sinulingga (29) diamuk warga. Peristiwa itu diawali ketika keduanya bermaksud membeli sabu-sabu di Komplek Asrama TNI Abdul Hamid, Jl Medan-Binjai KM 11,5.

Dua oknum polisi itu menyerahkan Rp300 ribu kepada seorang bandar. Tapi si bandar tak memberikan narkoba yang diminta. Tak terima, Hendra dan Rahadin malah mengamuk dan meletuskan senjata api. Namun malah warga balik mengamuk sehingga kedua polisi itu dikeroyok dan mobilnya dihancurkan.

Informasi yang diperoleh POSMETRO (grup JPNN), peristiwa itu terjadi Senin (25/10) sekira pukul 24.00. Ceritanya, malam itu kedua polisi yang berpakain preman itu memasuki areal yang dikenal sebagai basis narkoba dengan mengendarai Sedan Toyota Corolla BK 68 BZ. Keduanya hendak membeli sabu-sabu dari seorang bandar.

Nah, setelah bertemu dengan bandar yang dicari, mereka menyerahkan uang Rp300 ribu untuk membeli 3 paket kecil sabu-sabu. Selanjutnya kedua polisi itu menunggu di dalam mobil. Lantas berselang 20 menit, si bandar datang.

Kedua polisi itupun ke luar dari mobil dan si bandar menyerahkan barang sembari bersalaman. Tapi rupanya serah terima barang haram itu mengecewakan kedua polisi. Pasalnya, usai bersalaman sabu-sabu yang mereka beli malah tak ada alias cuma salam kosong.

Merasa dilecehkan, seorang di antara polisi itu berbalik menuju mobilnya. Dari dalam mobil diambilnya senjata laras panjang jenis SS1. Kemudian polisi itu kembali menemui si bandar seraya mengatakan; Kami polisi! yang diikuti dengan suara tembakan dua kali ke udara. "Berani kali kau ya! Jangan kau permainkan kami. Kami ini polisi, jangan macam-macam kau!" bentaknya. Tapi begitu mendengar suara tembakan, warga penghuni komplek pun langsung berhamburan ke luar rumah. Namanya juga Komplek tentara, warga di sana pun tidak ada yang ciut mendengar tembakan itu. Malahan warga mendekati dan meminta identitas kedua polisi itu. Oleh anggota TNI di sana, senjata SS1 itu diamankan.

Tapi sialnya, warga yang sudah emosi sempat memukuli kedua oknum polisi itu hingga babak belur. Tidak selang berapa lama, anggota Den Intel Kodam I/BB pun langsung meluncur ke TKP dan mengamankan kedua oknum polisi itu. Kemudian Den Intel menghubungi Den POM.

Namun sebelum personil Den POM tiba di TKP, warga kembali meluapkan emosinya. Mobil polisi itu dihancurkan pakai batu. Akibatnya seluruh kaca mobil pecah. Begitu juga pintu samping kanan mobil sedan biru itu penyok dirusak. Beruntung anggota Den POM Kodam I/BB pun tiba dengan cepat. Kemudian kedua polisi itu digelandang ke markas PM beserta mobil sedan yang hancur itu.

"Kedua polisi itu mau menjebak warga sini. Kalau mau menangkap, ngapain jauh kali dari Langkat. Cuma dua orang pulak itu. Dan yang paling tak masuk akal, polisi itu membawa laras panjang," ujar salah seorang warga mengaku bermarga Lumban Batu.

Sementara sumber POSMETRO yang merupakan anggota Den Intel Kodam I/BB mengatakan, pihaknya hanya melakukan pengaman terhadap kedua polisi itu, setelah warga mengadu ada dua polsi membuat keributan dengan meletuskan senjata di malam hari. (fit/jpnn)

Buntut Rebutan Kuburan TNI Jaga Pelebon Ida Bagus SwetaGianyar

Bali Post)
28 Oktober 2010 | -
Buntut konflik rebutan kuburan dan Pura Dalem Rsi antara warga Geria Ketandan Desa Buruan dengan warga Geria Tegallinggah Desa Bedulu Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, prosesi pelebon (ngaben) yang dilakukan dari kelompok warga Geria Tegallinggah mendapatkan pengamanan dari aparat keamanan di Gianyar, Rabu (27/10) kemarin.

Pengamanan yang dilakukan aparat dari unsur kepolisian, TNI, dan Satpol PP Gianyar untuk mengantisipasi terjadinya aksi bentrok sebagaimana kejadian beberapa hari yang lalu. Polsek Blahbatuh dengan kekuatan penuh mengerahkan seluruh personelnya menjaga kelancaran prosesi pengabenan dari warga. Demikian pula satu truk tentara dari Kodim 1616 Gianyar diikutsertakan untuk memantau situasi keamanan wilayah di perbatasan antara Ketandan dengan Tegallinggah.

Prosesi pengabenan dilakukan di Kuburan Semebaung, sekitar pukul 13.00 wita. Warga dengan berpakaian adat, beriringan membawa perlengkapan upacara pengabenan Ida Bagus Sweta, yang sebelumnya digelar mekinsan di geni beberapa bulan yang lalu. Saat dilakukan prosesi keliling di simpang tiga Semebaung, bade yang diusung langsung diarahkan ke kuburan untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan. Hingga prosesi berakhir, semua berjalan dengan lancar.

Suasana kondusif yang terjadi saat prosesi ngaben tidak terlepas dari tingkat kesadaran warga. Terlebih lagi, bersamaan di Desa Tegallinggah juga terdapat warga meninggal yang harus dikuburkan di kuburan Tegallinggah kemarin. Sehingga warga Tegallinggah terbagi dua. Untuk kuburan Semebaung, prosesi hanya diikuti oleh warga Geria Tegallinggah.

Sementara dalam menangani konflik kuburan dan pura antara kedua kelompok warga, Pemkab Gianyar terus melakukan upaya pendekatan terhadap kedua kelompok. Terlebih lagi menjelang akan digelarnya piodalan di Pura Dalem Rsi yang juga menjadi objek konflik kedua pihak. Upacara akan digelar pada 3 November mendatang. (kmb16)

Rabu, 27 Oktober 2010

DAFTAR ISI KLIPING TGL 27 Oktober 2010

TNI-AL Kirim Kapal Perang ke Mentawai

Banjarmasinpost.co.id - Selasa, 26 Oktober 2010 Foto:cvl.iis
Ilustrasi
BANJARMASINPOST.co.id, PADANG - TNI Angkatan Laut mengirimkan satu unit kapal perang untuk membantu korban gelombang pasang pascagempa 7,2 skala Richter di Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat.

"Kapal perang berangkat dari Aceh langsung menuju Kabupaten Mentawai untuk membantu korban gelombang pasang," kata Danlantamal Laksamana Pertama Aswad di Padang, Selasa (26/10/2010).

Menurut dia, kapal perang itu diperkirakan sampai di Kabupaten Mentawai pada Rabu (27/10) dini hari.

"Kapal tersebut mengangkut beberapa personel yang terdiri atas tim kesehatan dari Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan (Fasharkan) Aceh," katanya.

Begitu tiba di Mentawai, lanjut Aswad, tim medis langsung memberikan bantuan kepada para korban gelombang pasang di Kabupaten Mentawai.

Dia menambahkan, di samping mengerahkan satu unit kapal perang, TNI-AL juga mengerahkan satu unit helikopter berkapasitas 4 orang.

"Helikopter tersebut singgah dulu ke Kota Padang untuk membawa tim ahli dari jajaran Lantanmal Teluk Bayur," katanya.

Kapolda Sumbar Brigjen Pol Andayon mengatakan pihak kepolisian memberangkatkan personel ke Kabupaten Mentawai.

"Personel yang diberangkat tersebut sebanyak 80 orang polisi untuk membantu evakuasi korban gelombang pasang," katanya.

Dia menambahkan, personel polisi itu terdiri atas tim kesehatan, Brimob Polda, Intelkam, PolAirud, serta Ka.Ops Polda Sumbar.

"Begitu tiba di Mentawai, mereka angsung membantu para korban gempa," katanya.

Berdasarkan data BPBD Sumbar, pada Selasa (26/10) sekitar pukul 18.00 WIB korban meninggal dunia sebanyak 31 orang, warga yang dinyatakan hilang sebanyak 166 orang, warga mengungsi sebanyak 645 KK, rumah rusak diperkirakan sekitar 80 persen.

Selain korban jiwa, satu unit kapal hilang, serta satu unit kapal terbakar.

TNI Tempatkan Skuadron Pesawat tanpa Awak di Perbatasan

Selasa, 26 Oktober 2010 14:59 WIB

PONTIANAK--MICOM: TNI Angkatan Udara akan menempatkan satu skuadron pesawat udara tanpa awak di Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat.

"Kami rencanakan tahun depan pesawat itu sudah bisa dioperasikan, untuk memperkuat satu skuadron (pesawat tempur) yang sudah ada saat ini," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Imam Sufaat, seusai membuka Latihan Integrasi Taruna Wreda (Latsitarda) Nusantara XXXI, di Pontianak, Selasa (26/10).

KSAU mengatakan keberadaan skuadron baru ini guna memperkuat pengamanan di wilayah perbatasan negara dan pulau-pulau terluar. Bukan hanya di wilayah Kalimantan Barat melainkan mencakup seluruh Indonesia.

"Landasan (pangkalan) tetap di pontianak, tetapi pesawat itu nantinya bisa diangkut ke wilayah barat atau timur dengan Hercules," ujarnya.

Skuadron baru ini terdiri dari empat armada. Setiap armada antara lain memiliki kemampuan penginderaan jarak jauh secara elektronik dan bisa dioperasikan pada malam hari. Dipilihnya pesawat tanpa awak untuk mengamankan perbatasan di antaranya demi efektifitas pemantauan dan memperkecilkan resiko terdeteksi oleh negara lain.

"Banyak sekali keuntungannya. Di antaranya, saat terbang pesawat ini tidak akan diketahui dari bawah (daratan) karena suaranya sangat rendah," jelas KSAU.

KSAU mengatakan penempatan satu skuadron baru di Lanud Supadio ini juga terkait persiapan peningkatan status pangkalan tersebut, dari type B yang dikepalai seorang perwira perpangkat kolonel menjadi type A yang dipimpin perwira berpangkat Marsekal pertama.

"Dengan adanya skuadron tambahan (Lanud Supadio) diharapkan memenuhi persyaratan, karena pangkalan type A minimal harus memiliki dua skuadron udara," ujarnya

Menurut KSAU Lanud Supadio memang sudah seharusnya naik tingkat menjadi type A. Ini sesuai dengan surat keputusan Panglima TNI yang dikeluarkan pada 2002. Oleh karena itu, perubahan status tersebut mungkin akan dilakukan bersamaan dengan pengoperasian skuadron pesawat tanpa awak.

Mantan Komandan Lanud Supadio ini menambahkan, selain di Pontianak, satu skuadron pesawat tanpa awak lainnya juga akan ditempatkan di Pangkalan TNI Angkatan Udara di Pekanbaru, Riau. (OL-3)

Di Sangatta, Penerjun TNI AU Hindari Habitat Buaya

Selasa, 26 Oktober 2010 | 11:53 WITA

SANGATTA, tribunkaltim.co.id - Seluruh penerjun dari Den Bravo dan Pengendali Tempur (Dalpur) mendarat mulus di bumi Sangatta. 12 anggota Den Bravo mendarat pada Senin (25/10) dinihari, dan 13 anggota tim Dalpur mendarat Minggu (24/10) menjelang tengah malam. Seluruh penerjun mendarat di dataran sekitar bangunan RSUD di Jalan Soekarno Hatta.

Den Bravo diterjunkan sebagai pasukan pionir yang menyusup dan mempelajari kekuatan lawan. Sedangkan Dalpur bertugas untuk membuka jalur komunikasi dan perlindungan pasukan. Secara teknis, Dalpur bertugas membuka komunikasi dengan kolat (komando latihan). Hal ini sebagai penentu kelanjutan misi latihan.

Dua penerjunan sengaja dilakukan saat gelap guna menambah kemampuan personel. Setiap pasukan Dalpur dilengkapi dengan sub-machine gun Daewoo, radio, teropong, panel, serta pakaian sipil. Usai mendarat, mereka langsung ganti pakaian sipil untuk memantau keadaan di sekitar sasaran.

Komandan Lanud Adi Sumarmo, Kolonel (PNB) Hadi Cahyanto, mengatakan usai kedua tim mendarat mulus, Den Bravo dan Dalpur langsung berkoordinasi. ”Saat ini mereka terus melakukan pengintaian bersenjata dan semakin dekat dengan drop zone,” kata Hadi, Senin (25/10).

Drop zone direncanakan di sekitar Jalan Pendidikan, Sangatta. Informasi ini sekaligus meralat pemberitaan sebelumnya yang menyebutkan lokasi penerjunan dan penembakan adalah di sekitar Mako Latgab di Kecamatan Bengalon.

Den Bravo dan Dalpur akan menentukan drop zone bagi 125 orang anggota tim Satuan Tempur (Satpur) yang terjun setelah dilakukan penembakan oleh beberapa pesawat tempur pada saat latihan puncak, Rabu (27/10) pagi. Yang menarik, para penerjun diupayakan untuk tidak jatuh pada rawa-rawa yang menjadi habitat buaya.

”Kami mengetahui adanya habitat buaya di sekitar sungai dan rawa di Jalan Pendidikan. Karena itu penerjun diupayakan untuk tidak jatuh di kawasan tersebut,” kata Hadi. Selain itu, jatuhnya penerjun di sungai bisa membahayakan jiwa penerjun. Besar kemungkinan parasut akan membelit tubuh penerjun ketika terkena tekanan dan hempasan air.

Hadi menjelaskan, Selasa (26/10), dijadwalkan seluruh pesawat tempur melakukan pengintaian bersenjata. Namun pesawat tidak akan melepaskan tembakan. Penembakan baru akan dilaksanakan Rabu (27/10).

Saat ini beberapa sasaran tembak sudah terpasang di sekitar Jalan Pendidikan. Perangkat radio komunikasi juga telah terpasang di bukit tinjau yang akan menjadi titik pemantauan latihan di kompleks perkantoran Bukit Pelangi. Sosialisasi tentang kegiatan ini juga mulai disampaikan ke warga Sangatta.

Latihan di Sangatta tahun ini serupa dengan latihan TNI AU yang dilaksanakan bulan Agustus tahun 2009 lalu. Saat itu dilakukan penggabungan antara Operasi Trisula Perkasa yang dilaksanakan Korps Pasukan Khas TNI AU dan latihan puncak TNI AU. Seluruh kegiatan berjalan lancar.

Sementara itu, lima pesawat F-5 E/F Tiger dari Lanud Iswahyudi Madiun mendarat di Bandara Sepinggan Balikpapan, Senin (25/10). Pesawat dari Skadron Udara 14 ini tiba dalam dua gelombang. Yang pertama tiba pukul 14.16. Sedangkan sisanya 11.44. Kelima pesawat tempur ini datang untuk ambil bagian dalam latihan puncak TNI AU "Angkasa Yudha" di Sangatta, Kaltim.


Turut dalam rombongan F5 E/F Tiger, Danlanud Iswahyudi, Marsma TNI Ismono. Perwira bintang satu ini terbang bersama pesawat F5 F yang dipiloti Mayor Pnb Arwani. Ismono hadir sekaligus sebagai komandan satuan pelaksana operasi latihan (Dansatlakops) Angkasa Yudha.

Turut mendarat hari ini, lima pesawat Herkules TNI AU. Kelimanya mengangkut personel dan peralatan dalam latihan Angkasa Yudha. Selain itu masih ada 10 pesawat Hawk 100/200 dari Lanud Pontianak dan Pekanbaru yang mengisi Avtur di Sepinggan. Selanjutnya, kesepuluh Hawk, Puma dan Hercules akan disiagakan di Lanud Tarakan.

Angkasa Yudha merupakan puncak latihan TNI AU. Sebelumnya di masing-masing komando operasi dilaksanakan latihan awal. Di Koopsau I digelar latihan dengan sandi "Jalak Sakti." Sedangkan di Koopsau II digelar latihan bersandi "Sikatan Daya."
"Angkasa Yudha merupakan gabungan antara "Jalak Sakti" dan "Sikatan Daya." Tujuannya adalah melatih profesionalitas prajurit dan kesiapan TNI AU dalam mempertahankan wilayah NKRI," tutur Ismono.

Dikatakan Ismono, TNI AU sebagai pelaku serangan udara merupakan ujung tombak dalam kondisi perang. Sehingga setiap saat harus siap siaga. Kali ini, di Angkasa Yudha 2010, TNI AU menyertakan pesawat tempur terbaiknya.

Sebut saja Hawk 100/200, F 16 Fighting Falcon, F5 E/F Tiger, dan Sukhoi Su 27/30. Kecuali Hawk, lainnya merupakan pesawat tempur multirole. Ketiganya mampu melakukan intersep sekaligus berperan sebagai penembak.

Danlanud Balikpapan, Letkol Pnb Riva Yanto menuturkan, agenda Selasa (26/10/2010) ini adalah Combat Air Patrol (CAP) atau patroli udara. Pesawat-pesawat tempur ini akan melakukan patroli di Sangatta dan sekitarnya. Sementara puncak latihan akan digelar Rabu (27/10) besok. pukul 08.00 di Sangatta.

Mendarat di Tarakan
Sebanyak 10 pesawat tempur Hawk 100/200 dari Skuadron Udara I Subandio dan Skuadron 12 Pekan Baru, serta tiga pesawat Hercules dan 1 heli Puma mendarat di Bandara Juwata Tarakan, pukul 15.00 Senin (25/10). Kedatangan pesawat tempur dan helikpoter ini untuk mengikuti Latihan Angkasa Yudha yang akan digelar di Sanggata, Kutai Timur.

Dalam pesawat tempur Hercules dan heli Puma mengangkut 180 personel TNI AU. Mereka terdiri dari penerbang, teknisi, briganji, tim SAR, pengawas dan pengendalian (wasdal), video dan konfrens (vikon) serta petugas pelengkapan persenjatan.

Kegiatan latihan tempur melibatkan semua satuan TNI AU. Untuk kru Hawk termasuk penerbang dan tim teknisi, dan brigaji, berasal dari Skuadron 1 Subadio dan Skuadron 12 Pekan Baru. Kru vikon dan wasdal beradal dari Mabes TNI AU, sedangkan tim SAR berasal dari 465 Paskas Subandio.

Para personel yang terlibat dalam latihan Angksa Yudha 2010 akan berada di Tarakan selama empat hari mulai 25 hingga 28 Oktober. Mereka selama di Tarakan menginap di Mess TNI AU, Mess Pertamina dan Mess Kodim.

Menurut Danlanud Tarakan Letkol Penerbang Erwan Ardian, Selasa (26/10) ini pesawat-pesawat tempur akan melakukan latihan di udara dan juga foto bareng dengan unsur Muspida Kota Tarakan. "Rencananya setelah latihan, dijadwalkan akan ada foto bareng dengan unsur Muspida dengan para kru pesawat Hawk," ujarnya.

Sementara itu, Rabu (27/10) besok akan dilakukan Static Show bagi pelajar dan masyarakat umum. Dalam Static Show masyarakat boleh melihat langsung dan mengambil gambar pesawat tempur dan helikopter yang di parkir di Bandara Juwata Tarakan. (khc/joe/jnh/ami- tribunkaltim cetak)

Arsip Blog